Menculik Inspirasi Kepada Penggila Literasi

0
491

Kompak, para penggiat literasi

Penasatu.com-Manggarai Barat.NTT- Saya baru saja selesai membaca ulang tiga buku terbaru saya yang berjudul “Membaca Politik Dari Titik Nol” (tebal 330 halaman), “Politik Cinta” (232 halaman) dan “Plan Your Success” (172 halaman), tiba-tiba datang kabar dari sahabat saya Mas Raswidi Hendra Suwarsa bahwa sahabat kami Mas Roni Tabroni, Mas Kelik Nursetiyo Widiyanto dan beberapa penggiat lainnya sudah sampai di Warung Kopi Waw Graha Pena Radar Cirebon.

Tak menunggu lama, istri saya Eni Suhaeni pun menyiapkan tas saya dan beberapa buku terbaru saya. Setelah itu saya pun langsung meluncur ke lokasi pertemuan, di Jl. Perjuangan No. 9, Kota Cirebon-Jawa Barat. Sampai di tempat sudah duduk beberapa orang seperti yang saya sebutkan di atas, termasuk senior saya Pak Agus Arifin dan beberapa setelah saya datang turut hadir sahabat saya yang hingga kini masih aktif sebagai wartawan di Rakyat Cirebon Mas Fajri Nur.

Banyak hal yang diobrolkan pada pertemuan mendadak dan santai ini. Dari yang serius hingga yang ringan. Selain membawa tawa, obrolan pun bikin tersenyum riang. Pertemuan ini pun semakin seru karena hadir pula seorang wartawan senior yang kini masih menjadi akademisi di Universitas Gunung Jati atau UGJ Cirebon Mas Abdul Jalil Hermawan.

Ya alhamdulillah hari ini Sabtu 31 Oktober 2020 sekitar pukul 15.30 WIB hingga selesai saya bisa bersua para tokoh muda dan penggiat lintas latar belakang Jawa Barat di Warung Kopi Waw Graha Pena Radar Cirebon. Selain menikmati kopi khas Warung Kopi Waw, saya juga menikmati berbagai obrolan dalam beragam tema. Selain bikin tertawa dan tersenyum, pertemuan sekitar 2 jam lebih ini pun memang penuh inspirasi terutama dari sisi literasi. Singkatnya, pada pertemuan yang dihibur hujan gerimis ini saya menculik inspirasi kepada mereka, saya menyebutnya dengan para penggila literasi.

Mengapa demikian? Sebab beberapa alasan, diantaranya, pertama, orang-orang yang duduk bersama saya kali ini adalah orang-orang yang sehari-hari bergulat dengan dunia literasi. Selain sebagai Dosen di perguruan tinggi, diantara mereka juga aktif di berbagai media massa ternama di Jawa Barat, terutama yang di Cirebon.

Selain itu, setahu saya mereka juga kerap menulis dalam beragam jenisnya. Selain berita yang memang sudah menjadi makanan mereka sehari-hari, mereka juga menulis artikel dalam beragam tema bahkan sebagian mereka sudah menulis beberapa buku seputar jurnalistik dan komunikasi. Di samping buku judul lain yang belum saya cumbui hingga tuntas. Bahkan belum saya miliki.

Sekadar contoh, Mas Tabroni Tabroni, selain aktif sebagai Dosen di almamater S1-nya UIN Sunan Gunung Djati Bandung, kemudian Dosen di Universitas Muhammadiyah dan USB YPKP, juga sudah menulis beberapa buku seperti Literasi Kata (2020), Jurnalisme (2020), dan masih banyak lainnya yang tentunya layak saya baca juga oleh pembaca di luar sana.

Buku Jurnalisme sendiri ditulis secara keroyokan dengan teman-temannya seperti Mas Encep Dulwahab, Mas Abdul Jalil Hermawan dan Mas Adi Permana Sidik. Buku ini secara khusus membahas jurnalisme di masa Covid-19 dari aspek dinamika informasi hingga guncangan perusahaan media. Buku setebal 138 halaman ini diterbitkan oleh Penerbit Lekkas, Bandung, pada Juni 2020 lalu.

Kedua, mereka rerata berpengalaman sebagai wartawan bahkan sebagiannya masih menjadi wartawan aktif di beberapa media massa terutama koran atau surat kabar. Pertemuan semacam ini bagi saya yang bukan wartawan atau penggiat media massa tentu sebuah anugerah. Karena saya bisa mendengar hal-hal yang tak biasa saya dengar selama ini.

Momentum semacam ini tentu menambah pengetahuan saya seputar dunia literasi juga jurnalistik dari dekat, ya dari mereka yang memang saban hari berada atau hidup di situ. Sehingga saldo pengetahuan saya bertambah, minimal semakin memahami bahwa dunia jurnalistik itu adalah dunia yang menantang juga seru. Dan ini yang penting: bikin adrenalin investigasi semakin menggeliat. Lalu, apakah saya tergoda?

Ketiga, sebetulnya ini juga yang tak kalah penting: saya bisa menculik inspirasi dari mereka tentang literasi yang sesungguhnya. Bukan sekadar tentang abjad dan mengejanya sehingga menjadi kata yang terbaca, tapi juga membuat abjad dan kata-kata semakin bermakna dan punya dampak sosial. Pada poin ini, saya pun dipaksa untuk membaca dunia jurnalisme dari berbagai aspek, bukan semata dari satu aspek.

Sehingga saya pun tertantang untuk menulis buku terbaru yang temanya belum bisa saya share saat ini, tapi masih seputar literasi. Untuk bahan baku tulisan sebetulnya sudah ada bahkan banyak, baik dalam bentuk tulisan lepas maupun buku-buku referensi terkait. Saya tak perlu menyampaikan judul bukunya dari sekarang, biar nanti menjadi sesuatu alias spesial. Barangkali pembaca bisa terkaget-kaget. Pokoknya tunggu saja waktunya tiba.

Keempat, pada kesempatan ini saya jadikan sebagai momentum untuk mengiklankan beberapa buku saya seperti “Selamat Datang Di Manggarai Barat” (2019), “Membaca Politik Dari Titik Nol” (2020), “Politik Cinta” (2020), “Melahirkan Generasi Unggul” (2020), “Pendidikan Untuk Bangsa” (2020), “Menjadi Pendidik Hebat” (2020), dan “Plan Your Succcess” (2020).

Berita baiknya, para inspirator ini begitu riang dan semangat memegang buku saya. Tak menyia-nyiakan waktu, saya pun memanfaatkan waktu ini dengan baik. Selain mengenalkan beberapa buku saya yang memang baru terbit juga saya minta buku saya diiklankan. Tentu apa yang mereka lakukan berdampak baik dan besar bagi saya dan buku-buku saya yang sudah dan akan terbit.

Sebagai informasi, buku saya yang segera terbit adalah “Destinasi Wisata Cirebon”, “Destinasi Wisata Kuningan”, “Memaknai Islam”, “Pendidikan Ramadan” dan beberapa naskah buku lainnya, baik yang saya tulis sendirian maupun yang saya tulis secara keroyokan dengan beberapa senior dan teman.

Di atas segalanya, pertemuan kali ini memang sangat spesial dan istimewa. Terutama karena beberapa orang yang hadir adalah senior saya di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun 2000-an dulu. Karena itu, selain pertemuan bernyawa literasi, pertemuan kali ini juga bernyawa imani atau spiritual dan intelektual. Terima kasih banyak untuk inspirasinya. Maaf, tanpa mohon izin, saya culik inspirasinya.

Oleh: SYamsudin Kadir
Penulis 34 Buku diantaranya buku “Politik Cinta” dan “Membaca Politik Dari Titik Nol”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here