Diduga Depresi, Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas Tergantung Di Kebun Karet

0
1667

Foto: Jasad RT saat di evakuasi warga (Istimewa)

Samarinda, penasatu.com – Seorang pria paruh baya berinisal RR (46) ditemukan meninggal dunia di kawasan kebun karet Desa Loa Duri Ulu, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara, pada Rabu (5/1/2022). Diketahui RR menghilangkan sejak Selasa malam dan tak kunjung pulang.

Awalnya, RR yang tidak pulang selama satu malam sempat dicari oleh anak laki-lakinya yakni MSR (21). Saat MSR menyusuri kebun karet tersebut ia pun terkejut waktu menemukan ayahnya meninggal dunia dengan posisi tergantung.

“Jadi awalnya ditemukan oleh keluarganya. Kan dicari, karena semalam dia enggak pulang,” ucap Kapolsek Loa Janan, Iptu Aksaruddin Adam melalui telepon.

Kebun karet yang menjadi lokasi ditemukannya jasad RR diketahui tak jauh dari tempat dirinya tinggal. Saat ditemukan oleh anaknya, RR dalam kondisi tergantung dan tidak mengenakan baju, serta ganya mengenakan celana pendek.

Mata RR pada saat itu juga tertutup dengan baju yang diikatkan di kepalanya, bahkan keluar darah dari kemaluannya.

“Iya, sperma kadang sampai keluar. Biasanya kita temukan ini kalau mayat sudah berapa jam, itu semut menggigit di kemaluannya, itu biasanya mengeluarkan darah. Matanya ditutup sendiri, sampai saat ini tanda kekerasan tidak ada ditemukan,” jelas Iptu Aksaruddin.

Dari keterangan keluarga kepada polisi, RR selama satu bulan belakangan sering mengeluh sakit, hingga sempat diistirahatkan dari tempat ia bekerja, hal itu bahkan sampai membuat dirinya depresi.

“Dia merasa tidak sehat, dari perusahaan juga menyuruh dia tidak kerja dulu, istirahat,” ucap Aksaruddin.

Saat ditanya terkait dengan keseharian pria tersebut, Aksaruddin menyebutkan bahwa dari keterangan keluarga RR tidak pernah bermasalah dengan orang lain, dirinya merupakan sosok baik di masyarakat. Selain itu, pihak keluarga juga telah merelakan kejadian itu dan tidak tidak akan mempermasalahkan dikemudian hari.

“Istrinya juga sudah membuat pernyataan secara tertulis yang ditandatangani dengan materai 10.000 yang menyatakan, bahwa pihak keluarga tidak akan mempersoalkan kejadian ini. Surat pernyataan itu juga diketahui oleh anak-anaknya,” sebut Aksaruddin.

“Sebab itu pihak keluarga menolak untuk divisum mendalam ataupun otopsi,” pungkasnya.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here