AHB: Pembatalan Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Jadikan Pelajaran

0
220

Balikpapan, Penasatu.com – Gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pasca FIFA melakukan pembatalan tuan rumah, juga mendapat tanggapan dan perhatian warga Balikpapan, Kalimantan Timur.

Tokoh pengusaha Balikpapan, Ir. H Ahmad Basir mengatakan, dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA tentunya akan sangat berdampak disemua sektor, seperti terhadap kemajuan bangsa Indonesia, khususnya di olahraga sepak bola serta ekonomi karena mata dunia saat ini tengah tertuju kepada Indonesia.

“Itu sudah pasti. Makanya ini memang pembelajaran dengan stakeholder yang ada, tanpa terkecuali pemangku-pemangku kepentingan tertinggi di negara kita ini. Artinya memang harus lebih berhati-hati,” kata Ahmad Basir, ditemui media ini, Jumat (31/03/2023).

Perihal dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, tambah pria ramah senyum yang akrab disapa AHB ini, otomatis sangat berimbas. Kenapa berimbas, lanjut AHB, karena sejak ditetapkannya pada 2019 kemarin, otomatis sudah ada persiapan. Walaupun memang persiapan yang dibuat itu seperti pembenahan stadion sesuai standar FIFA dan seterusnya, itu berbalik untuk kepentingan masyarakat.

“Paling tidak kita mengeluarkan modal,” ujarnya.

Yang kedua, menurut AHB, akibat pembatalan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, kepercayaan dunia internasional terhadap keberadaan Indonesia sebagai tuan rumah dan tidak jadi, pasti akan tanda tanya di situ. Ini ada apa hingga pembatalan tersebut dilakukan FIFA.

“Sebelum itu terlalu jauh berproses seharusnya itu sudah diantisipasi. Kan 2019. Kita tahu bahwa adanya keikutsertaannya salah satu negara di dalam pertandingan itu, akan mempengaruhi ketetapan kita, mempengaruhi konstitusi kita, dimana mungkin akan berpengaruh ke sana, tapi harus dikaji dengan baik,” jelas AHB.

Artinya, ujar AHB, kalau dikonstitusi kita di larang ada penjajahan, sesuai dengan Pembukaan Undang Undang Dasar 1945, tapi tetap harus dibahas lebih dalam dan lebih awal. Kalau sekarang, ini seakan-akan seperti sudah diakhir, tinggal mau pelaksanaan, baru dibatalkan.

“Dengan peristiwa ini, sehingga sebagian masyarakat mempersepsikan bahwa ini dibawa ke ranah politik. Padahal kan sepak bola bukan ranah politik,” ungkapnya.

Menurut AHB, bagaimana eforianya atlet Indonesia, khususnya sepak bola U-20 itu kelasnya anak muda, akhirnya jadi pupus. Betapa kecewanya mereka, yang sudah mempersiapkan diri sejak lama, menjelang pelaksanaan justru dibatalkan.

Dari sisi ekonomi, tambah AHB, juga akan berdampak karena momen ini sudah direncanakan sejak lama. Bagaimana kalau Indonesia benar-benar jadi tuan rumah, multi player efeck-nya ada, mau divisa, orang datang pasti belanja, UMKM pasti meningkat, pendapatannya dan semuanya pasti itu ada.

“Ini harus benar-benar jadi pembelajaran kita semua. Sebelum bertindak, benar-benar semua pemangku kepentingan tertinggi baik itu ditingkat pusat, daerah, harus benar-benar memikirkan efek lebih luasnya,” tukas AHB.

Sementara itu, tokoh pemuda yang juga mantan anggota DPRD Balikpapan Maulidin mengatakan, sepak bola adalah olahraga rakyat. Kalau ada yang membenci sepak bola jangan buat pupus harapan anak-anak bangsa.

“Kalau ada yang membenci sepak bola jangan dibuat putus asa anak-anak bangsa, yang notabene momentum Piala Dunia U-20 ini adalah harapan para generasi muda tampil untuk membanggakan Indonesia di pentas dunia,” kata Maulidin melalui pesan singkat WhatsApp.

Maulidin juga meminta seluruh pemangku kepentingan, para stakeholder untuk bersikap profesional. Jangan campur adukan antara olahraga dengan politik karena dampaknya akan sangat merugikan generasi bangsa Indonesia.

“Bersikaplah profesional jangan campur adukan politik dengan olahraga, karena masing-masing ada ranahnya sendiri. Dan ingat, perbedaan itu adalah rahmat,” tutup Maulidin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here