Paduppai: Berkebun Buah-buahan, Bisa Jadi Penghasilan Tambahan Ekonomi Keluarga

0
398

PPU, penasatu.com – Di era digitalisasi sekarang ini, sebagian besar masyarakat berkegiatan seperti berkebun ataupun bertani bukan kegiatan yang dianggap bergengsi, apalagi kalau harus dijadikan sebagai mata pencaharian utama.

Padahal, kegiatan berkebun ini tidak buruk sama sekali, bahkan punya banyak manfaat yang tidak di dapat dari kegiatan lain. Jadi sebaiknya, tak peduli apakah kita kaya atau miskin, punya lahan luas atau hanya sejengkal, punya pengalaman bertani atau tidak. Tak ada satupun alasan yang menghalangi kita untuk berkebun dan bertani.

Berkebun buah buahan sangat mudah dan tidak rumit, tidak seperti menanam kelapa sawit yang ada batas maksimum umur produktifnya.

Seperti yang diucapkan, Paduppai salah satu Petani asal Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Pria yang dikenal murah senyum ini juga punya jiwa sosial tinggi, karena gemar membagikan hasil buah buahan nya ke masyarakat sekitar kediamannya. Selain berkebun di masa senggangnya dirinya juga seorang pegawai di Pemerintahan PPU, lebih tepatnya Kepala UPT Balai Beni utama palawija dan Hortikultura di Kecamatan Babulu PPU.

Kebun seluas 2 hektar yang di kelolanya, dibuat semacam kebun buah, yaitu ditanami beberapa jenis pohon buah buahan dan saat ini sudah di nikmati hasilnya. Bahkan dirinya juga termasuk salah satu pemasok buah buahan yang cukup besar di pasar lokal Penajam Paser Utara.

Jenis buah buahan yang ada di kebunnya merupakan jenis tanaman buah yang memang sudah dikenal misal, Kelengkeng, Durian montong, Apokat, Jeruk manis, Sawo jumbo, Blimbing madu dan malasya dan buah rambutan terutama jenis Binjai dan Lebakbulus. Kecuali buah Nangkadak, ini adalah jenis buah yang belum terlalu dikenal dan belum banyak di pasar. Yaitu perpaduan buah Nangka dan buah Cempedak. Kelebihannya buah ini lebih manis dan lebih cepat masak dari buah Nangka.

Untuk Kelengkeng sendiri ada 5 jenis dan yang paling paporit saat ini untuk dikembangkan adalah Kelengkeng Tito dan New kristal. Selain rasanya yang manis daging buahnya juga tebal, ujarnya saat media ini berkunjung di kebunnya, Desa Gunung Mulia, KM5 Kecamatan Babulu.

Selain itu juga ada Sawo jumbo, yang bisa dipanen 4 kali dalam sebulan. Memang harganya tak terlalu mahal, hanya Rp. 12.000 perkilonya. Sekali panen bisa menghasilkan 100 kg, dengan berat 250 gram perbuahnya. Sehingga 1 kg bisa berisi 5 atau 6 buah, terangnya.

Untuk pemasaran buah buah ini, bisa di pasar yang ada di sekitar PPU, kadang juga di bawa ke Balikpapan, terutama di Pasar Modern (Mall) yang memang sudah ada kerjasama terutama untuk buah Sawo dan Blimbing, sementara untuk alpukat jualnya masih di kisaran PPU, walau potensi ke Balikpapan juga kadang ada, pungkasnya.*

Laporan: Nurdin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here