Proyek Perluasan Kilang Pertamina Sebabkan Sekolah GPIB Banjir dan Bangunan Retak

0
1187

Ketua Yapendik GPIB Erwin Panggabean yang di dampingi Sekretaris yayasan Richard Manalu dan Kepala Sekolah Suhartono saat di DPRD Balikpapan

PENASATU.COM, BALIKPAPAN – Aktivitas proyek perluasan kilang milik Pertamina diduga menyebabkan terjadinya banjir dan retak-retak pada bangunan gedung sekolah milik Yayasan Pendidikan Kristen (Yapendik) GPIB (Gereja Protestan Di Indonesia Bagian) di kawasan Jalan Yos Sudarso No.1 (Jalan Minyak), Balikpapan Tengah.

Selasa (14/1/2020) beberapa pengurus Yapendik GPIB Balikpapan mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, terkait pengaduan akibat dampak dari proyek RDMP Pertamina dan diterima langsung anggota Komisi III Nelly Turuallo yang kebetulan permasalahn tersebut berada di Daerah Pemilihan (Dapil) dirinya.

Disampaikan Ketua Yapendik GPIB Erwin Panggabean yang di dampingi Sekretaris yayasan Richard Manalu dan Kepala Sekolah Suhartono, bahwa pihak yayasan telah melayangkan surat kepada RDMP Pertamina terkait permasalahan banjir yang dialami sekolah mereka setelah adanya proyek perluasan area kilang.

“Sejak bangunan tersebut berdiri puluhan tahun lalu, sekolah kami tidak pernah mengalami banjir, namun setelah ada pemangkasan pohon dan perataan perumahan yang berada di sekitar sekolah yang dilakukan RDMP Pertamina, sekolah kami mulai terdampak banjir,” ungkap Erwin Panggabean.

“Hal tersebut dikarenakan saluran air (drainase) yang dulunya ada di kawasan tersebut sekarang sudah tidak ada lagi karena sudah tertutup dengan tanah. Sehingga ketika hujan turun air yang datang dari atas langsung masuk ke dalam ruang kelas.”

Sebelumnya pihak yayasan sudah melakukan pertemuan dengan pihak RDMP, namun hingga saat ini belum ada realisasi yang dilakukan pihak RDMP terkait permasalahan ini.

Dampak lain yang dirasakan sekolah akibat perluasan kilang menyebabkan beberapa dinding bangunan sudah mulai retak, bahkan ada plafon (langit-langit) bangunan jatuh akibat getaran alat berat yang beroperasi di sekitar sekolah.

Disampaikan Richard Manalu, pihak yayasan pernah bersurat terkait dampak yang kemungkinan terjadi akibat perluasan area kilang, namun pihak RDMP Pertamina memberikan jawaban tidak melalui yayasan, melainkan melalui pihak gereja dan mengatakan perluasan area kilang tersebut tidak akan memberikan dampak apapun bagi sekolah tersebut, dan apa yang dikhawatirkan saat itu akhirnya terjadi juga.

“Jika memang harus dilakukan relokasi, yayasan sendiri menyatakan siap, namun relokasi tersebut harus dilakukan pihak Pertamina, namun jika harus dibebankan kepada yayasan, maka yayasan tidak akan sanggup,” kata Richard Manalu

Ditempat yang sama, Nelly berharap agar pihak RDMP memperhatikan dampak banjir yang terjadi di sekolah tersebut, dan segera mencarikan solusi agar banjir tidak terjadi lagi saat hujan turun.

Bahkan Nelly menyayangkan dampak yang terjadi akibat perluasan kilang bukan hanya masalah banjir saja, bahkan gedung sudah juga mulai rusak akibat aktivitas alat berat.

“Kami sependapat dengan pihak yayasan, jika harus direlokasi, kami sangat bersyukur mengingat sekolah tersebut banyak mencetak lulusan terbaik, dan sekolah tersebut juga selalu memperhatikan bagi masyarakat yang kurang mampu,” tegas Nelly.*

Wartawan: Riel Bagas
Editor: BS/Penasatu.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here