Parlin: Tak Semua Pelajar Punya HP untuk Belajar di Rumah

0
457

Parlindungan Sihotang,SE anggota DPRD Balikpapan.

PENASATU.COM, BALIKPAPAN – Kejenuhan sudah jelas melanda para pelajar yang masih harus belajar di rumah masing-masing, karena belum melandainya pandemi Covid-19 Corona sampai saat ini.

Sedangkan tahun ajaran baru 2020/2021 dipastikan akan dimulai tanggal 13 Juli 2020, yang mana akan dilakukan terlebih dahulu kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) yang dilaksanakan secara daring/online.

Hal tersebut tercantum dalam Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan Nomor 420/3640/Disdikbud.

Dimulainya tahun ajaran baru yang hanya menyisakan beberapa hari ke depan mendapat perhatian dari salah satu anggota Komisi IV DPRD Balikpapan.

Saat di ruang kerjanya, Kamis (9/7/2020) Parlindungan Sihotang SE menjelaskan, jika melihat kondisi yang masih berada di tengah pandemi covid-19 tentu ada kejenuhan bagi para pelajar yang saat ini berada di rumah.

Sehingga saat diminta untuk belajar di rumah, kegiatan belajar hanya menjadi rutinitas biasa saja, dan tidak sepenuhnya belajar.

Parlin juga menilai perlu adanya perubahan sistem pembelajaran yang selama ini secara online, dan mungkin sekolah bisa menjadwalkan beberapa murid untuk bisa hadir disekolah.

“Misalnya jumlah murid dalam kelas ada 36 orang bisa dibagi empat atau lima, jadi dalam satu kelas bisa melakukan pembelajaran bersama guru dalam seminggu secara bergantian,”

Hal tersebut tentu saja bisa merubah secara fisikologis para pelajar, karena bagaimanapun dunia mereka adalah sekolah, bertemu dengan teman-teman, dan bertemu dengan guru-guru.

Parlin berencana akan melakukan komunikasi bersama Disdikbud Balikpapan, agar wacana tersebut bisa dilaksanakan.

Selain itu, pembelajaran sistem online juga akan menjadi kendala bagi anak-anak kurang mampu (Gakin) yang pastinya akan terkendala dengan masalah pembelian kuota.

“Jangankan membeli kuota, kemungkinan bisa saja handphone pun tidak punya, dan anak-anak kurang mampu harus betul-betul diperhatikan”, kata Parlin.

Maka dari itu begitu pentingnya pembelajaran tatap muka secara langsung, dengan catatan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ada.

“Tidak usah terlalu lama pembelajaran tatap muka, cukup satu jam dengan jumlah murid 15 orang, itu sudah cukup,” sarannya.

Pastinya itu akan lebih efektif, dan anak-anak murid pasti lebih fresh dan bersemangat saat bertemu dengan temannya disekolah, meskipun hanya bertemu dengan enam atau lima orang di sekolah.*

Wartawan: Riel Bagas
Editor: HTBS/penasatu.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here