Komisi III saat gelar RDP bersama Pertamina, Yapendik, yang dihadiri Muspika Balikpapan Tengah dan para Ketua RT
PENASATU.COM, BALIKPAPAN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan khususnya Komisi III menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama pihak RDMP Pertamina dan pihak Yapendik (Yayasan Pendidikan Kristen) GPIB serta dihadiri Camat Balikpapan Tengah dan Lurah Karang Jati, serta beberapa Ketua RT setempat, kemarin.
RDP menindaklanjuti keluhan yang dilayangkan pihak Yapendik GPIB Balikpapan terkait dengan dampak langsung akibat proyek perluasan areal Pertamina terhadap bangunan sekolah di Jalan Yos Sudarso No.1 (Jalan Minyak), Balikpapan Tengah.
“Pihak kami sudah melakukan beberapa komunikasi dengan bersurat kepada pihak Pertamina sejak Agustus tahun lalu. Namun belum ada respon dan tanggapan dari pihak Pertamina,” kata Ketua Yapendik Erwin Panggabean.
Padahal, lanjut Erwin kondisi bangunan sekolah tersebut terjadi keretakan pada dinding bangunan, bahkan saat hujan turun, air yang dulunya masuk ke dalam drainase, namun sekarang langsung masuk ke bangunan sekolah akibat tertutupnya saluran air dari pengerjaan di sekitar sekolah sehingga menyebabkan banjir.
Selain itu juga, kondisi langit-langit bangunan juga berjatuhan akibat getaran yang disebabkan dari aktivitas alat berat yang beroperasi. Dari hal tersebut dirinya mengadukan ke DPRD Balikpapan agar dapat dimediasi guna menemukan titik temu permasalahan yang terjadi.
Anggota Komisi III Nelly Turuallo yang sejak awal ikut mengawal permasalahan ini membenarkan bahwa Komisi III telah melakukan RDP bersama pihak RDMP Pertamina. Permasalahan yang dibahas bukan hanya masalah yang dialami pihak Yapendik, namun juga ada masalah yang dirasakan masyarakat lainnya.
Diantaranya terkait masalah penerangan jalan, masalah debu yang terjadi akibat dampak perluasan kilang yang dirasakan masyarakat, bukan hanya Yapendik yang merasakan, tapi ada beberapa sekolah di sekitar proyek perluasan kilang, kemudian dampak banjir yang diakibatkan lingkungan sudah jarang adanya pohon-pohon di sekitar.
Bahkan yang lebih mengkhawatirkan adanya dampak galian-galian yang tidak langsung di tutup oleh pihak kontraktror, sehingga galian tersebut akan sangat berbahaya.
“Jika saat malam hari warga yang tidak mengetahui dan melintas, tiba-tiba masuk kedalam lubang galian, kan itu bisa sangat membahayakan,” komentar Nelly.
Menurut Nelly saat ini pihak Pertamina suda menyanggupi untuk segera mengatasi permasalahan serta keluhan yang dirasakan masyarakat.
“Paling lambat akhir Februari semua permasalahan yang dirasakan masyarakat sudah dapat diselesaikan, dimana saat RDP yang terjadi sudah dilakukannya penandatanganan kesepakatan yang dilakukan oleh pihak Pertamina dan Pemerintah Kota,” tegas Nelly.*
Wartawan: Riel Bagas
Editor: BS/Penasatu.com