Lubang bekas galian tambang yang kembali memakan korban, tampak bangkai excavator yang masih terlihat dan belum diangkat pemiliknya.
Penasatu.com, Samboja — Galian bekas tambang batu bara yang di tinggalkan dan dibiarkan tanpa pengamanan atau pemberitahuan akan bahaya akhirnya memakan korban. Seorang anak laki laki bernama Deandra Fikri Algasali (Nizam) warga RT 3 Kelurahan Argo Sari Amburawang, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara ditemukan tercerbur dan meninggal dunia, Senin (3/1/2020) lalu.
Nizam yang baru berusia 6 tahun dinyatakan meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit, setelah tenggelam di bekas galian batu bara yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari kediamannya, saat asik bermain dengan teman – temannya usai makan siang.
”Argo Suratman ayah Nizam mengatakan, di tempat kejadian saat itu korban sedang bermain bersama temannya, di pinggir kolam bekas tambang batu bara yang masih menganga tepatnya di jalan Pramuka, Kelurahan Argo Sari Amburawang.
“Saat bermain dengan teman- temanya, korban terpeleset, dan akhirnya jatuh ke dalam kolam,” ujar Argo, pada penasatu.com, Selasa (4/1).
Sempat mendapatkan pertolongan warga dan di keluarkan dari dalam kolam, namun Nizam tidak bisa terselamatkan dan meninggal saat dalam perjalanan menuju RSUD Samboja, terang Argo.
Dari informasi warga setempat, bukan cuma manusia ini yang jadi korban, tiga tahun lalu excavator kobelco SK 200 ikut tengelam dikolam itu dan sampai sekarang belum juga di angkat pemiliknya.
”Dari kejadian ini, harapannya agar perusahaan penambang batu bara yang masuk kerja di wilayah Samboja khususnya, untuk dapat menutup atau menimbun kembali lubang lubang yang telah diambil batu baranya sehingga tidak ada lagi korban korban baru, ujar Argo.
Kami iklas dengan musibah ini, karena ini adalah sudah takdir dari Allah SWT, namun kami dan masyarakat menghendaki agar perusahaan tambang tidak lagi membiarkan lubang lubang bekas galian menganga yang akan mengakibatkan ada korban lain lagi, tuturnya.
“Ini adalah korban yang sudah kesekian kalinya, anak meninggal tenggelam di lubang tambang,” jelas Argo lagi.
Kami berharap instansi terkait dan pemerintah Provinsi bersikap tegas terhadap para pengusaha batu bara, jangan hanya ingin mengambil keuntungan semata dan melalaikan tanggung jawabnya terhadap bekas lubang dengan ditinggalkan begitu saja, kami tidak ingin sampai kejadian ini terulang dan kembali memakan korban,” pungkasnya.*
Wartawan : Nurdin.
Editor : EDS/penasatu.com