KOPI, Bedah Rumah Keluarga Siti Asiah

0
655

Agus Salam (kiri) bersama Dewan Penasehat Kopi Ir.H.Ahmad Basir, Aco Kamaruddin, Ketua LMP Balikpapan Rona, para pengurus ACT saat serah terima Rumah Siti Asiah.

Agus : Alhamdulillah rumah keluarga Siti Asiah, sekarang layak huni

PENASATU.COM, BALIKPAPAN – Rona kebahagiaan dan haru terpancar di wajah Siti Asiah saat dilakukan serah terima rumahnya yang telah dibedah oleh Komunitas Orang Pinggiran (KOPI), Minggu (8/3/2020).

KOPI yang diketuai oleh Agus Salam, dibentuk sejak 18 Juli 2019 silam. Menurut Agus, sapaan karibnya, KOPI terbentuk berawal dari pengalaman pribadi yang dirasakannya saat mengalami kesulitan dalam mendapatkan fasilitas kesehatan.

Agus Salam Ketua KOPI Balikpapan

“Saya tergerak atas pengalaman pribadi, dan aksi kemanusiaan yang kami lakukan bersama KOPI sebagai bentuk rasa kemanusiaan terhadap sesama,” ungkapnya saat melakukan serah terima ‘Bedah Rumah’ yang merupakan salah satu program dari KOPI dan juga Aksi Cepat Tanggap (ACT), dihadiri Dewan Penasehat KOPI Ir H Ahmad Basir beserta Dewan Pembina KOPI H Kamaruddin (Haji Aco).

Agus menuturkan, program bedah rumah hari ini merupakan bedah rumah yang kedua. Sebelumnya sudah dilakukan di kawasan Selili, Balikpapan Timur, beberapa waktu lalu.

Hari ini, dirinya bersama rekan-rekan KOPI dan ACT melakukan serah terima hasil bedah rumah milik Siti Asiah, Jln 15 Oktober RT.15 Sepakat 2 Kelurahan Baru Tengah, Balikpapan Barat.

Program bedah rumah yang dilaksanakan merupakan bentuk dukungan dari beberapa komunitas yang ada di Kota Balikpapan diantaranya Laskar Merah Putih (LMP), Donasi Ceria, Sedekah Happy House, Lets Go Sedekah, Batman (Balikpapsn Tolong Menolong), Sedekah Seribu Sehari, Balikpapan Gerak Cepat, Orang Tua Asuh Balikpapan (OTAB), Komunitas Relawan Balikpapan, serta beberapa donatur yang tidak mau disebutkan namanya.

“Program bedah rumah menghabiskan dana 58 juta lebih, sedangkan dana yang terkumpul melalui donatur yang ada dana hanya 57 juta, masih ada minusnya, tapi itu tidak masalah bagi kami,” kata Agus ramah.

“Luas tanahnya yang dibangun hanya 7 x 3 meter dan proses pengerjaan rumah Siti Asiah membutuhkan waktu pengerjaan 24 hari, sejak 25 Januari 2020 lalu”.

Agus juga menambahkan, melakukan bedah rumah milik Siti Asiah berkat adanya informasi yang diberikan langsung kepada dirinya, dan setelah melakukan beberapa survei, Agus menilai jika rumah tersebut memang layak untuk dibedah.

Rasa haru diucapkan Siti Asiah yang melihat rumah miliknya sudah berubah menjadi lebih layak untuk dihuni, wanita kelahiran 4 Maret 1962 ini merasa ini merupakan kado terindah dirinya di tahun ini.

Menurut penuturan dirinya, ia tinggal seorang diri, sedangkan suaminya meninggal sebulan yang lalu, Asiah sendiri memiliki tiga orang anak, namun anak beliau tidak tinggal satu rumah dengan dirinya.*

Wartawan: Riel Bagas
Editor: BS/Penasatu.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here