Penasatu.com, BALIKPAPAN-Keputusan Presiden RI untuk memindahkan Ibukota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur (Kaltim) tepatnya di daerah Penajam Paser Utara dan Semboja mendapatkan dukungan penuh dari KH.Syekh Mas’ud Husain Al-Hasani Ketua Umum DPP Perhimpunan Rakyat Asli Kalimantan (Perak). “Kami mendukung penuh pemindahan IKN ke Kaltim,” kata Guru Mas’ud akrab dirinya disapa saat dihubungi di kediamannya, Senin (9/9).
Dirinya menyampaikan bahwa penetapan Kaltim sebagai IKN baru merupakan sebuah anugerah bagi rakyat Kaltim dan Kalimantan maupun Indonesia, karena pulau Kalimantan ini memiliki modal besar untuk menjalankan sebuah pusat pemerintahan negara dan menjadi keuntungan besar bagi Kalimantan kalau IKN pindah kesini.
Salah satu energi murah lanjut Guru Mas’ud ada di Kalimantan yaitu ketersediaan sumber energi murah berupa material uranium yang bila dikelola dengan baik cukup sampai 100 tahun ke depan. Bahkan lebih.
Sudah lama empat gubernur di Kalimantan punya niat membangun pembangkit listrik tenaga nuklir. Sayangnya, selalu gagal karena berbagai alasan. Salah satunya adalah faktor keselamatan meski dari sisi teknologi Indonesia sudah menguasai.
Energi murah adalah salah satu kunci kemajuan bangsa meski hal itu tidak selalu berasal dari tenaga nuklir. Ketika Indonesia berencana membangun pembangkit tenaga nuklir, selalu saja ada pihak berteriak dengan berbagai alasan.
Menurutnya salah satu dampak positif pemindahan ibu kota dapat dirasakan baik pelaku ekonomi makro maupun masyarakat yang menjadi pegiat ekonomi mikro.
“Ada beberapa aspek, yang pasti kegiatan pertanian di Kaltim maupun daerah sekitar akan meningkat karena kebutuhan produk pertanian meningkat, lalu infrastruktur penghubung antar provinsi di Kalimantan akan meningkat,” ujar Guru Mas’ud yang juga seorang ulama kharismatik Kalimantan ini.
Ia juga menilai bisnis sektor pemukiman di daerah sekitar ibu kota dapat meningkat disebabkan tingginya permintaan karena datangnya Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pegawai-pegawai swasta yang bekerja di daerah ibu kota.
“Selain 3 itu, bisnis layanan dan jasa di daerah ibu kota baru dan sekitarnya juga pasti berdampak positif. Karena pemesannya ada,” ujar Guru Mas’ud.
Selain contoh kecil tersebut lanjut Guru Mas’ud dengan pemindahan IKN ini maka pulau Kalimantan dan Kaltim khususnya akan terjaga dari pemalakan liar dan tambang liar karena pemerintah akan mudah memantau pelaku pengrusakan lingkungan tersebut.
“Kami sangat menyambut dan mendukung penuh supaya pemindahan IKN ke Kaltim ini bisa berjalan lancar,” kata Guru Mas’ud yang juga putra pejuang Kaltim ini.
Karena itulah dirinya menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat lintas suku, agama, golongan, partai untuk mendukung pemindahan IKN ini ke Kaltim, dan lupakan perbedaan karena semua ini untuk kemajuan bangsa dan negara terutama untuk kemajuan generasi mendatang.Jangan hanya karena perbedaan pandangan politik malah berusaha menghalangi apalagi merusak rencana pemerintah yang sudah baik ini.
Guru Mas’ud pun mengakui bahwa dengan penetapan Kaltim sebagai IKN baru ini, ada PR besar dan tantangan yang harus dihadapi masyarakat Kaltim yaitu masalah Sumber Daya Manusia (SDM), karena IKN baru ini tentu membutuhkan SDM unggul yang siap berkompetisi.
Karena itulah menurut Guru Mas’ud kekurangan ini merupakan sebuah tantangan bagi masyarakat Kaltim untuk bekerja keras supaya bisa menjadi pemenang, karena masyarakat Kalimantan itu adalah terlahir sebagai pejuang dan tidak gentar menghadapi tantangan yang datang, sebab kekurangan yang ada menjadi peluang bagi mereka untuk menjadi yang terbaik untuk masa depan .
“Maka sekaranglah saatnya untuk membuktikan bahwa masyarakat Kaltim siap menerima tantangan dan tanggung jawab yang sudah ada di depan mata,” kata Guru Mas’ud.
Guru Mas’ud pun mendoakan semoga dengan ditetapkannya Kaltim sebagai IKN bisa menjadikan Indonesia semakian maju dan menjadi negara yang baldatun toiyibatun wa rabun ghafur (negara yang makmur dan diberkahi oleh Allah SWT).
“Semoga kepindahan IKN ini membawa kebarakahan bagi seluruh bangsa Indonesia,” imbuhnya.(are)