Habib Husain Sang Pejuang Kalimantan Timur

0
1726
Foto. Guru Mas’ud dan Gubernur Isran saat berziarah ke makam Habib Husain.

Penasatu.com, Balikpapan -Selama ini tidak banyak yang tahu tentang perjuangan rakyat sebelum dan sesudah masa kemerdekaan di Kalimantan terutama di Balikpapan , karena biasanya yang menjadi pusat segala cerita selalu berada di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan sedikit Irian Jaya, Bali, dan Sulawesi. Atau mungkin ada yang terlewat.

Padahal di Balikpapan ini juga ada para pejuang yang ikut berperang melawan penjajah untuk mempertahakan kemerdekaan Indonesia.Salah satunya adalah Mayor TNI Habib Husain Al-Hasani yang merupakan seorang perwira tinggi saat itu lulusan pendidikan militer Heiho Jepang.

Habib Husain yang berasal dari Sulawesi ini awalnya bertugas sebagai tentara di Jawa yang kemudian diminta berangkat ke Kalimantan Timur untuk menggalang kekuatan rakyat melawan penjajah Belanda yang datang membonceng tentara sekutu.
Posisi geografis Balikpapan yang strategis dan memiliki potensi sumber daya alam minyak menjadi incaran kolonial Belanda dan Jepang.

“Saat itu abah (bapak) terpaksa berangkat ke Balikpapan dengan menumpang kapal kayu sambil membawa puluhan pucuk senjata dan amunisi lainnya untuk bekal perjuangan,” kata KH.Syekh Mas’ud Husain Al-Hasani putra dari Habib Husain saat dihubungi di Lamaru baru-baru ini.

Habib Husain yang pangkatnya sudah tinggi saat itu membawa serta istrinya untuk ikut perang gerilya lanjut Guru Mas’ud segera membentuk laskar-laskar pertahanan rakyat untuk mempertahankan kota Balikpapan dan sekitarnya.

Pejuang dan rakyat Kaltim, khusus Balikpapan dan sekitarnya pun mengangkat senjata siap melawan tentara Belanda.

Guru Mas’ud yang banyak mendapatkan cerita langsung dari Habib Husain ini menyampaikan karena jumlah tentara di Balikpapan tidak banyak, maka Habib Husain pun mendapatkan tugas untuk melatih dan merekrut rakyat yang dipersiapkan untuk berjuang .

Ada dua kejadian bersejarah yang pernah terjadi di Balikpapan, yaitu usaha penghalangan oleh masyarakat Balikpapan atas kedatangan pasukan tentara Belanda yang memasuki daerah Pantai Klandasan Ilir, dan pembantaian besar-besaran oleh Tentara Jepang terhadap Serdadu Belanda untuk memperebutkan Sumur Mathilda, sumur minyak pertama yang ditemukan di Balikpapan.

Selepas peperangan, sumur Mathilda direbut kembali oleh masyarakat Balikpapan dan untuk mengenang jasa mereka dibangunlah ukiran batu dengan bentuk tentara Indonesia bersama masyarakat Balikpapan yang melambangkan perjuangan masyarakat Balikpapan.

Perang gerilya yang dilakukan oleh Habib Husain ini ternyata tidak hanya di wilayah Balikpapan, tetapi beliau juga membawa pasukannya untuk berperang di Sanga-Sanga, dengan berjalan kaki para pasukan yang merupakan hasil latihan beberapa minggu ini dengan gagah berani mendatangi kawasan Sanga-Sanga untuk berperang disana.

“Saat itu abah sangat disegani oleh pasukannya sebab selain seorang perwira militer beliau juga seorang guru ngaji,” ujar Guru Mas’ud yang juga ulam kharismatik Kalimantan ini.

Karena itulah selain melatih dan memimpin pasukannya dalam strategi perang, Habib Husain pun juga membina mereka dengan ilmu agama dan tuntunan ibadah yang sesuai dengan Qur’an Hadist.

Habib Husain yang lahir pada 17 Agustus 1923 ini ternyata setelah perang kemerdekaan usai sempat melanjutkan dinasnya sebagai perwira TNI beberapa tahun saja, namun karena panggilan hatinya untuk berdakwah membina umat yang lebih luas, akhirnya beliau pensiun dini dari militer, padahal para perwira seangkatan beliau yang terus melanjutkan karir militernya berhasil menjadi Jenderal.

“Setelah pensiun dari militer, abah pun banyak menghabiskan waktunya untuk berdakwah,” ujar Guru Mas’ud.

Peran dakwah yang dilakukan oleh Habib Husain sangat luas, dan dirinya bisa berhubungan langsung dengan masyarakat luas dan membina mereka untuk menjadi muslim yang kaffah.

Menurut Guru Mas’ud, karena kegiatan dakwahnya yang banyak dan tersebar luas sehingga masyarakat lebih banyak mengenal Habib Husain sebagai seorang tokoh agama daripada seorang perwira militer pejuang kemerdekaan.

Karena jasanya yang begitu besar dalam memerangi penjajah, Habib Husain pun banyak mendapatkan penghargaan veteran dari pemerintah RI sebagai bentuk perhatian dan penghargaan pemerintah terhadap jasanya.

Tepat 3 Juni 2002, Habib Husain pun dipanggil oleh yang maha kuasa, dan beliau pun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Dharma Agung, Balikpapan. Sebagai seorang tokoh yang ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan RI di bumi Kalimantan.
“Banyak hal yang bisa diceritakan tentang perjuangan beliau, yang apabila ditulis secara lengkap bisa menjadi sebuah catatan sejarah yang sangat berharga,” imbuh Guru Mas’ud.

Penulis: Andi are

Editor: pena1.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here