Cegah “Racun” Game Online, Anak Berkegiatan Positif

0
680

Oleh : Riska Sari Apriliyani
Duta Pemuda Kab. Paser 2019, Santri Al-Madaniyah , dan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Universitas Terbuka Tanah Grogot

Penasatu.com, Grogot – Seiring dengan meningkatnya teknologi di zaman ini, produsen gadged juga miningkatkan kualitas fungsi produk mereka masing- masing. Hampir semua kalangan menggunakan gadged. Masing- masing penduduk dunia menggunakan gadged.

Dari berbagai kalangan umur. Tak dapat dipungkiri lagi, bahkan anak umur1 tahun sudah memiliki gadged pribadi.

Beberapa tahun belakang ini game online mulai mewabah menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia. Tak terkecuali masyarakat kabupaten paser. Hampir semua kalangan bermain game online. Tua, muda, bahkan yang sangat mengecewakan adalah anak-anak di bawah umur yang ikut tren bermain game online ini. Masa kanak- kanak mereka yang harusnya di pakai untuk menggali ilmu dan potensi habis begitu saja dengan berdiam di rumah sambil menatap layar handphone. Menanggapi hal ini saya menarik beberapa poin penting

Pertama, game online sangat adiktif. Kecanduan game online adalah masalah yang multi aspek. Desainer video game slalu memiliki cara untuk membuat game mereka lebih menarik dan orang betah berlama- lama memainkan game tersebut. Mereka merancang game mudan di maikan tapi menantang. Karena hal ini Anak- anak kita sekarang mengubah kesibukan mereka dengan bermain game akibatnya menurunkan fungsi otak dan kejiwaan anak- anak kita. Bahkan kecanduan game kini sudah masuk katagori ganguan mental.

Kedua, game online merusak karakter anak. Mengapa tidak merusak, yang awalnya anak patuh kepada kedua orang tua, sekarang mulai mengabaikan panggilan dari orang tua. Anak- anak mulai tidak disiplin di rumah karna asyiknya main game. Bahkan berani melawan perintah orang tua. Anak- anak yang jujur mulai berbohong dalam berbagai aspek, tetang waktu, uang jajan mereka yang sering mereka habiskan untuk membeli pulsa internet dll.

Ketiga. Game online merusak otak generasi muda kita. Otak mereka yang harusnya di isi dengan ilmu- ilmu. Otak mereka yang seharusnya dipakai untuk berpikir tentang masa depan mereka, kini terbengkalai dan terisi dengan game online. Pelajran di sekolah terabaikan, tugas- tugas yang di berikan guru tak di kerjakan, tidur di kelas saat pelajaran karena terlalu lelah begadang bermain game online adalah hal yang sering di jumpai guru- guru di sekolah.

Sekarag ini game online merupakan sahabat yang setia menemani dan salah satu jalan pergaulan. Apalagi anak- anak dengan mudah mendapatkan smartphone. Karna sekarang smartphone murah tapi berkualitas sudah merajai pasar teknologi. Didukung dengan kurangnya kesadaran dan perhatian orang tua terhadap negativenya pemakaian smartphone sekarang.

Diharapkan kepada orang tua untuk berperan aktif untuk memantau pengunaan smartphone pada anak. Jangan terlalu dini memberi hak milik smartphone pada anak. Jika perlu jangan kenalkan anak kita tentang smarphone diusia produktif mereka. Orang tua harus lebih pintar dalam teknologi pemakaian smarphone di banding anak agar kita tau bahwa yang dilakukan anak kita salah dan benar. Jangan biarkan anak- anak kita menjadi anak yang durhaka dan bodoh karena kelalaian kita. Buatlah anak kita sibuk dengan kegiatan yang lebih positif. Berolahraga, belajar mengaji, mengikuti kursus-kursus computer, music dan lain-lain. Agar anak kita hidup lebih positip dan mempunyai masa depan yang cemerlang.*

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here