Rona Fortuna, Wakil Ketua Tim Presidium 11
PENASATU.COM, BALIKPAPAN – Proyek perluasan kilang RDMP (Refinery Development Master Plan) milik Pertamina RU V Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) tentunya begitu banyak menyerap tenaga kerja (Naker) baik lokal maupun luar daerah.
Namun kenyataannya hingga saat ini, proyek yang dimulai beberapa tahun terakhir, belum maksimal dalam menyerap naker lokal Balikpapan. Naker lokal seakan diabaikan.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Tim Presidium 11 Rona Fortuna, menurut dirinya ada sebanyak 3.016 berkas naker yang sudah diserahkan ke Pertamina RU V Balikpapan sejak 2018 lalu.
“Bahkan dari hasil mediasi pertemuan Tim 11 bersama Pertamina RU V Balikpapan, tanggal 3 Desember lalu, pihak Pertamina RU V Balikpapan mengatakan tidak tahu menahu proyek perluasan kilang yang dilakukan RDMP tengah berjalan,” ujar Rona dengan mimik heran.
Lebih lanjut, disampaikan Rona dari data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Balikpapan sejak 2018 hingga sekarang, jumlah naker yang terakomodir baru mencapai 21 Orang dan itupun saat ini belum juga bekerja.
Rona juga menambahkan, dirinya beserta Tim 11 tidak memaksakan agar naker lokal Balikpapan diterima 100 persen. Tapi menurutnya, ada hak yang sama bagi naker daerah lain yang boleh bekerja di proyek perluasan kilang tersebut.
Namun yang diminta saat ini oleh dirinya dan Tim 11 hanya naker yang tidak memiliki keahlian atau keterampilan (non skill) seyogya dapat merasakan adanya perluasan kilang minyak di Balikpapan.
Disamping itu, munculnya sebanyak 3.016 jumlah tenaga kerja tersebut, akibat dari tidak kepercayaannya masyarakat dengan Disnaker saat itu, sehingga masyarakat datang memberikan lamaran kerja kepada Tim 11.
“Saat ditanya alasannya kenapa memberikan kepada Tim 11, masyarakat hanya menjawab: tidak percaya dengan Disnaker?” Beber Rona, menirukan jawaban sejumlah naker lokal.
Ternyata, saat di cek ke Disnaker data masyarakat yang mendaftar memang tidak ada. Sejak saat itu timbul kekhawatiran untuk melakukan demo dengan jumlah 3.016 masyarakat yang ingin bekerja.
Hingga akhirnya di mediasi oleh kapolres saat itu, hingga dari data 3.016 tersebut, setelah melalui proses kelengkapan dan administrasi, maka tersisalah 2.700 lebih tenaga kerja yang benar-benar warga Balikpapan.
Rona mengaku sangat kecewa, karena yang diminta dirinya terkait serapan tenaga kerja sesuai dengan hasil pertemuan yang sudah dilakukan beberapa kali diabaikan pihak Pertamina RU V Balikpapan.
“Yang diperjuangkan saat ini tenaga kerja non-skill, jika pihak Pertamina ingin mempekerjakan yang memiliki skill dipersilakan saja untuk diterima bekerja sesuai keahliannya, saya tidak memaksakan,” tutupnya.*
Wartawan: Riel Bagas
Editor: BS/Penasatu.com