Penasatu.com – Mahakam Ulu – Pelaksanaan gelaran Festival Hudoq “Cross Border 2019” secara resmi di tutup oleh Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) Bonifasius Belawan Geh, SH. tepat pukul 21.00 Wita yang berlangsung di lapangan Kampung Ujoh Bilang, Sabtu (27/10/2019)malam, meriah.
Hadir, Wakil Bupati Mahulu Drs. Y. Juan Jenau, Sekda Mahulu Drs. Yohanes Avun, Kadisparpora Mahulu Kristina Tening, SH. M.Si, perwakilan Kapolsek Long Bagun, perwakilan Koramil Long Bagun, Pimpinan perbankan, kepala adat Se-Kabupaten Mahakam Ulu dan seluruh Kepala OPD di lingkungan Pemkab Mahulu dan masyarakat sekitar.
Artis sapeq Uyau Moris, turut meramaikan acara puncak menghibur undangan dan masyarakat, di rangkai dengan pembagian hadiah perlombaan yang di berikan langsung Bupati Mahulu kepada para juara.
Ribuan masyarakat hadir menyasikan lamgsung malam puncak penutupan pagelaran Festival Hudoq Cross Border 2019. Setelah penutupan itu dilanjutkan dengan hiburan serta ngarang dari pukul 24.00 Wita malam hingga pukul 06.00Wita pagi.
Dalam sambutannya, Bonifasius Belawan Geh, SH mengatakan, Festival Hudoq Cross Border tahun 2019, yang telah berlangsung selama empat kita semua bergembira berkumpul dan dalam keadaan sehat wal’afiat tanpa kekurangan suatu apapun. Dalam menikmati acara Hudoq Cross Border 2019. Sekaligus menangkap makna yang terkandung didalamnya untuk kita jadikan salah satu pegangan hidup kita, ujar Bupati.
Hudoq bukan sekedar tarian adat. Ia lebih merupakan sebuah cipta karsa yang berakar dari keluhuran budi dan pemahaman yang mendalam tentang lingkungan alam, imbuhnya.
“Keduanya kemudian bermuara pada pengakuan tentang adanya kekuatan yang maha agung, yang menjadi sesembahan leluhur etnik Dayak,” terang Bupati lagi.
Karena, lanjut Bupati, esensi dari pengalaman tersebut, kita belajar tentang empat hal yang sangat mendasar dalam kehidupan ini, yakni:
Keharusan untuk selalu memohon kepada Yang Maha Kuasa, agar diberi berkah kehidupan yang melimpah.
Doa dan rasa syukur selalu menjadi bagian dari kehidupan kita.
Hubungan sosial antar warga yang menganut agama dan kepercayaan yang berbeda juga sudah terjalin dengan sangat akrab dan tradisi saling menghormati.
Hudoq tidak lahir begitu saja, seperti semudah membalik telapak tangan. Ia diciptakan melalui proses yang panjang. Ada pemerakarsa dan ada juga pemberi gagasan. Dari proses uji coba yang berkelanjutan itu, hadir tradisi kepemimpinan, yakni ketua adat, yang menjadi panutan segenap warga masyarakat adat Dayak, tutur Bupati.
Keduanya saling bekerjasama dan saling mengembangkan sikap saling menghormati. Dari Tradisi Hudoq, kita juga belajar tentang keguyupan. Warga Dayak sangat menjunjung tinggi kehormatan dan perasaan saling menghormati. Setiap orang punya peran dan setiap peran bermanfaat dalam merajut kehidupan yang harmonis, tambahnya.
“Sikap keterbukaan. Tradisi Hudoq yang mengandung makna yang mendalam tentang keterbukaan dan kesiapan untuk saling kerjasama. Pada awalnya, sikap saling keterbukaan itu terbentang antara etnis Dayak yang satu dengan etnis Dayak yang lain, ” jelas Bonifasius.
“Ini adalah tahapan keterbukaan internal sesama warga Dayak dari etnis yang berbeda. Sekarang ini, semua suku Dayak sudah saling berbaur. Sekalipun ada kampung dan pusat pemukiman yang secara historis dihuni oleh satu etnis Dayak tertentu, namun di dalam perkampungan itu, dari etnis Dayak yang lain. Ini terjadi melalui proses perkawainan antar etnis Dayak,” beber Bonifasius.
“Setelah bergembira mengikuti pagelaran Hudoq Crossborder 2019 ini, Saya sangat berharap bahwa semua warga Kabupaten Mahakam Ulu, akan semakin taat beribadah, sesuai dengan keimanan dan ajaran agamanya masing-masing,” harapnya.
Dulu, masih kata Bupati, leluhur kita selalu memohon kepada Sang Mula Yang Agung, agar diberi panen yang melimpah. Sekarang, kita wajib mempedomani tradisi berdoa dalam setiap melaksanakan tugas kita masing-masing dan bersyukur atas hasil yang kita peroleh.
Selanjutnya, kata Bonifius, saya juga yakin bahwa saudara sekalian akan semakin bersemangat untuk saling bekerja sama. Lingkungan pekerjaan kita sekarang ini membutuhkan kehadiran Team Work atau kelompok kerja. Dengan bekerjasama, banyak tugas yang bisa diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat dan hasil yang lebih maksimal. “pungkasnya.
Kemudian, Saya juga yakin bahwa Saudara sekalian siap untuk melanjutkan tradisi leluhur tentang sikap saling menghormati antar sesama warga. Setiap orang memiliki talenta dan perannya masing-masing dalam kehidupan kemasyarakatan. Kita harus membangun sikap positif dan menghilangkan sikap saling iri dan cemburu. Yang berpunya hendaklah rendah hati sedangkan yang belum berpunya hendaklah selalu berusaha.
Akhirnya, dengan berpegang pada makna kandungan tradisi Hudoq, Saya juga mengajak Saudara sekalian yang sangat Saya banggakan untuk mengembangkan sikap saling terbuka. Kita wajib membuka diri agar bisa menerima segala ide dan inovasi baru. Tak banyak yang bisa kita hasilkan kelau kita menutup diri. Dan tak ada yang bisa kita selesaikan kalau kita menghabiskan waktu dan energi kita untuk berselisih.
Dari keseluruhan rangkaian pagelaran ini, dengan penuh rasa kebersamaan dan kerjasama yang kuat antara masyarakat. Puji Tuhan, pagelaran ini, memecahkan rekor dalam tema menari (ngaraang) selama 25 jam. Penghargaan ini, ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Mahakam Ulu karena telah mensukseskan pagelaran ini dari awal hingga akhir pelaksanaannya. Kita semua patut berbangga atas pencapaian ini.
Tetapi, esensi yang paling utama dari penghargaan ini adalah bagaimana kita semua dapat bersatu padu, di dalam balutan budaya warisan leluhur tanpa memandang suku, agama, dan jabatan. Kita semua melakukan ngaraang bersama untuk melestarikan budaya leluhur, tanpa ada pembatas di antara kita. Atas hal ini sekali lagi mari kita berikan tepuk tangan yang meriah untuk kita semua, atas penghargaan yang kita dapatkan, dan atas pencapaian yang telah kita lakukan.
Berkatian dengan pencapaian ini, dalam rangka semakin memudahkan kehadiran masyarakat dari semua kampung untuk memeriahkan acara Hudoq Crossborder setiap tahun, Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu akan menyiapkan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000 (seratus lima puluh juta) per kampung. Dana tersebut, digunakan untuk memobilisasi angkutan orang & peralatan yang dibutuhkan dalam pagelaran Hudoq Crossborder mulai tahun 2020. Ketentuan tentang pengalokasian dana tersebut, akan dituangkan ke dalam Peraturan Bupati tentang Prioritas ADK, Bankeu dan DD mulai Tahun Anggaran 2020. Rancangan Perbup dimaksud, sedang dimatangkan di DPMK, dan akan dibahas secara terkoordinasi dengan bagian Pemerintahan dan bagian Hukum di lingkungan Setkab, Asisten 1 dan 3, Bappelitbangda dan BPKAD.
Terima kasih kepada jajaran Pemerintah Kota Samarinda, terkhusus bagi Walikota Samarinda, yang telah ikut serta dalam memeriahkan pagelaran ini. Kemudian terima kasih pula kepada Kementerian Pariwisata yang telah menyaksikan dan mendukung pagelaran ini. Serta dari Museum Rekor Indonesia karena telah memberikan penghargaan terhadap ritual budaya ini.
Inilah kesan dan pesan dari Saya untuk kita semua. Hudoq membawa makna yang mendalam dan makna itu hendaklah kita jadikan sebagai pelita hati, hidup dalam doa dan penuh dengan rasa syukur, saling bekerjasama, saling menghormati dalam satu tatanan kemasyarakatan yang terbuka dalam menerima gagasan pembaruan, demi meningkatkan peri kehidupan kita bersama.
“Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing langkah kita dalam mengharungi dan mensyukuri kehidupan yang indah ini,” doanya. Ko
Akhirnya, Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu, menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Panitia dan seluruh masyarakat Kabupaten Mahakam Ulu, yang telah bekerja keras dan cerdas dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengakhiri pagelaran Hudoq Crossborder tahun 2019 ini sedemikian rapi, sehingga semua berjalan sesuai dengan harapan kita bersama.
Dengan mengucapkan puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. ’Acara Hudoq Crossborder’ Kabupaten Mahakam Ulu, tahun 2019 ini, secara resmi saya nyatakan di tutup.*
Wartawan : Ichal.
Editor: