Manggarai, penasatu.com – Kematian babi terjadi di beberapa Desa di Kecamatan Satarmese, peternak resah karena kejadian tersebut. Pasalnya babi adalah hewan piaraan yang menjadi andalan warga dalam menjawab kebutuhan ekonomi masyarakat.
Ada sebanyak 500 ekor babi milik warga di Desa Paka, Kecamatan Satarmese, kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur ( NTT ), dilaporkan mati secara beruntun akibat virus Afrika. Peristiwa tersebut terjadi dalam satu bulan terakhir.
Kebanyakan babi mati dalam keadaan mengandung . Bahkan ada anak babi yang baru lahir juga ikut mati bersama induknya
Babi bisa digunakan untuk biaya menyekolahkan anak termasuk untuk kelengkapan upacara adat.”Kalau di Desa Paka sebanyak 500 ekor mati beruntun. Bahkan babi harapan untuk dijual juga mati.
Padahal sebelumnya tak ada gejala. Babi-babi itu setiap hari diberi makan,” ujar petenak babi bernama Wilipus Baru, Rabu 3 Maret 2021.Dia mengaku babi piaraannya sudah tiga ekor yang mati. Dia mengaku takut mengonsumsi daging babi yang mati tidak wajar karena takut tertular virus dari babi.
Begitu mati, kami langsung kubur karena kemungkinan mati karena virus. Sudah lapor petugas kesehatan hewan hingga kini belum ada solusi. Mereka menghimbau agar kami tidak konsumsi daging babi,” papar Wili.
Hal serupa juga diungkapkan Thobis. “Gejala awalnya, saat diberi makan, babi tak mau makan. Lalu, saat tidur berontak-berontak kemudian mati,” ungkap Tobias.Padahal, imbuh Tobias, makanan yang diberikan adalah makanan yang sama seperti sebelumnya. Lebih kaget lagi itu, enam ekor mendadak mati tanpa gejala.
Sehingga ia berharap agar Pemerintah Kabupaten Manggarai dalam hal ini Dinas Peternakan agar cepat mengambil kebijakan terkait Musibah yang menimpah warga peternak babi.*
Laporan: Alfonsius.