Direktur RSUD HIS Kubar dr.Akbar, M.Si.
Reporter : ichal penasatu
Penasatu.com,Kutai Barat – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Harapan Insan Sendawar (HIS) Kabupaten Kutai Barat (Kubar) kini sudah memiliki mesin TCM (Tes Cepat Molekuler) alat kesehatan yang dapat mendeteksi Corona virus desease 2019 (covid-19). Mesin ini di peroleh dari bantuan Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia (RI), adapun harga mesin ini dikisaran 600 Juta rupiah.
Penggunaan mesin TCM ini di resmikan pada Senin (8/6) kemarin oleh Asisten I Setdakab Kubar Dr.Misran Effendi, S.STP, SH, Msi mewakili Bupati Kubar FX.Yapan didampingi direktur RSUD HIS dr.Akbar, M.Si serta tim gugus tugas covid-19 Kubar di Rumah sakit Harapan Insani Sendawar Kubar.
Direktur RSUD HIS dr Akbar,M.Si menyebutkan, mesin tersebut akan digunakan untuk mendeteksi virus corona. Mesin ini memiliki sensitif dan spesifisitas tinggi sekitar 95 persen. Dan alat tersebut menggunakan konversi yakni cartridge yang dihubungkan melalui computer dengan aplikasi khusus.
“Cara kerja alat ini, pertama masukan sampel dari cairan pasien ke dalam cartridge khusus, lalu hubungkan cartridge ke computer dengan aplikasi khusus,” ujar dr.Akbar selepas pres relaese di media center covid-19, Rumah dinas Bupati Kubar, Selasa (9/6/20).
“Lebih lanjut Akbar menjelaskan, untuk analisa bisa diperoleh hanya menunggu selama 45 menit dan langsung dapat diketahui apakah pasien terinfeksi atau steril,”ungkapnya.
Mesin ini sudah ada sejak lama, namun digunakan untuk pemeriksaan tuberculosis (TBC). Kemudian mesin itu kita upgrade sehingga memungkinkan untuk pemeriksaan Covid-19. Jadi yang kita tambahkan adalah cartridge khusus untuk Covid-19. Cartridge Ini yang perlu kita perbanyak dan harganya pun cukup mahal yaitu sekitar 800 ribu, imbuh Akbar.
Untuk mekanisme kerjanya lebih praktis dari pada mesin PCR, karena semua dikerjakan dalam mesin yang disebut TCM (Tes Cepat Molekuler) itu, jelas Akbar.
“Oleh karena itu, lanjut Akbar, sekarang pihaknya tidak lagi menunggu lama, yang diakibatkan proses pengeriman sample ke Samarinda dan ke Surabaya yang memakan waktu hingga 16 hari itu,” pungkasnya.
“Mesin ini akan diprioritaskan untuk menangani pasien Covid-19, seperti Pasien Dalam Pemantauan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) serta pasien terkonfirmasi positif Covid-19,” tutup Akbar.*
Editor : penasatu.com