Ketua Dekranasda Kubar Yayuk Seri Rahayu Yapan saat memperlihatkan kain Batik Khas Kubar, dengan motif Batik Moring.
Reporter : Ichal Penasatu
Penasatu.com, Kutai Barat – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kutai Barat (Kubar) kini sudah memiliki tiga batik khas Kutai Barat dan itu bersetifikat sudah terdaftar dan berbadan hukum , ketiga batik itu, yakni batik Tumang, Agit dan batik Moring.
Sebelum saya menjadi Ketua Dekranasda sudah ada batik khas Kubar yaitu batik macan dahan, hanya saja kurang di sosialisasikan. Dan sekarang saya mengadakan lomba untuk membuat desain batik khas Kutai Barat, hasil dari lomba tersebut ada tiga pemenangnya, yakni batik Tumang, batik Agit dan batik Moring.”ujar Yayuk saat di temui di kediamannya, Jumat (21/8/20).
Sekarang ketiga batik pemenang lomba itu telah saya urus hak ciptanya, mulai dari batik Tumang kemudian batik moring dilajutkan tahun berikutnya untuk hak cipta batik Agit, terang Yayuk.
Dan perlu di ketahui bahwa ketiga jenis batik itu semua telah memiliki hak cipta, jadi ketiga batik tersebut seperti batik Tumang, Agit dan Moring sudah resmi (paten) milik Kutai Barat. Untuk itu saya bekerja sama dengan Pemkab Kubar guna membuat perbub agar setiap acara hari besar ataupun apel mereka memakai batik khas Kutai Barat ini, jelasnya.
Kenapa harus mengurus hak cipta, agar ketiga batik ini tidak bisa diakui orang lain. Sehingga betul betul menjadi batik khas daerah Kutai Barat, tegasnya.
“Untuk itu semua batik ini saya produksi tidak keluar tapi hanya diproduksi untuk di Kubar saja, namun apabila ada orang luar Kubar yang ingin membeli silahkan,” bebernya.
Dan saya selalu menghimbau agar pada hari tertentu Pegawai dan TKK, Kantor kantor Bank untuk menggunakan batik khas Kubar. Begitu juga apabila mereka keluar harus menggunakan batik khas kita ini.
“Kenapa saya membuat hak ciptanya dan sampai saya mengurus gak ciptanya supaya desain nya itu tidak sampai di ambil orang lain.Jadi kita ada kekuatan hukumnya bahwa itu memang punya Kutai Barat.”tegas Yayuk.
Dijelaskannya lagi, sejak 2011 silam batik khas Kutai Barat yaitu batik macan dahan itu sudah ada, namun sampai saat ini masih mencari siapa yang menciptakan menciptakan dan mendesain batik macan dahan tersebut.
Kutai Barat mempunyai enam etnis, jadi kita mengambil keenam etnis itu untuk dijadikan kain batik ciri khas Kubar. Sehingga itulah perbedaan dari batik batik dari daerah lain, karena batik Kubar motifnya dan coraknya berbeda, tutur Yayuk.
Kini sudah banyak yang meminati batik Kubar, misalnya Kalteng, Jakarta mereka telah banyak memesan batik kita , walau kita tau sekarang dengan ada pandeni covid-19 sangat berdampak pada segi ekonomi. Memang penjualan tidak seperi dulu, namun tetap berjalan, pungkas Yayuk.
Dan Pemkab Kubar sangat mendukung Dekranasda untuk membuat batik bagi sekolah sekolah mulai dari SD, SMP, SMA/SMK di Kubar untuk memakai batik khas Kubar, tutupnya.*
Editor : penasatu.com