PENASATU.COM, BALIKPAPAN – Penanganan banjir yang masih akrab terjadi di Kota Balikpapan menjadi salah satu visi misi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) lima tahun yang disampaikan Walikota Balikpapan.
Sebanyak 51 titik banjir yang menjadi prioritas penanganannya, namun hanya mampu menyelesaikan delapan titik saja dalam beberapa tahun terakhir.
Hal tersebut disampaikan Syukri Wahid, anggota Komisi II DPRD Balikpapan yang juga ketua Badan Anggaran (Banggar) saat di kantor DPRD, Jln Jenderal Sudirman, Balikpapan Kota (Balkot), Selasa (4/8/2020).
“Minimnya target penanganan banjir dikarenakan terkendala dengan pembebasan lahan,” katanya.
Selain itu adanya Detail Engineering Design (DED) yang selalu berubah-ubah sehingga DPRD berusaha terus mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) untuk menyelesaikan permasalahan banjir di Balikpapan.
“Masa jabatan Walikota yang ada saat ini cukup singkat, sehingga kita (DPRD) berusaha untuk mendorong pemkot bekerja maksimal, paling tidak dari 51 titik separuhnya bisa diselesaikan, itu sudah cukup bagus,” ungkap Syukri.
Syukri juga mengingatkan dari 51 titik banjir yang ada, itu merupakan data yang lama, ternyata diluar dugaan ada penambahan titik banjir baru yakni sebesar 47 titik banjir.
“Dari 51 titik yang menjadi prioritas pemkot, yang merupakan titik banjir besar salah satunya berada di kawasan Jln Ahmad Yani Gn. Sari (Balikpapan Tengah) , Jln Letjend Soeprapto (Balikpapan Barat) serta MT Haryono di depan Supermarket Giant.”
Melihat kebutuhan anggaran penanganan banjir, baik itu salah satunya perbaikan drainase, Syukri memperkirakan akan menghabiskan anggaran sebesar 300 miliar.
“Tapi besaran anggaran tersebut untuk lima tahunan, lagi pula pemkot saat ini melakukan MoU bersama Provinsi dan Pusat terkait anggaran penangan banjir,” pungkas politisi PKS itu.*