Penasatu.com, Balikpapan – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) kota Balikpapan masih akan berlangsung pada 9 Desember 2020 mendatang, namun perbincangan terhadap calon tunggal melawan kolom kosong (KOKOS) semakin menjadi perdebatan sehari hari warga masyarakat kota Minyak (sebutan kota Balikpapan).
Yang lebih mengejutkan adanya pernyataan dari Harum (H.Rudi Mas’ud) ketua DPD I partai Golkar Kalimantan Timur yang mangatakan, pemilih kokos “harus dipertanyakan kejiwaannya” . seperti dilansir dari salah satu media online di kaltim beberapa hari lalu.
Pernyataan mengejutkan ini banyak mendapat tanggapan dari kalangan tokoh masyarakat Balikpapan, salah satunya dari Suriansyah atau Prof Ketua Gepak Kuning Kaltim.
“Memang benar, adalah orang yang memiliki gangguan jiwa jika memilih kotak kosong,” ujarnya.
Karena yang dipilih/dicoblos nanti oleh orang-orang yang memahami demokrasi dan memiliki jiwa yang sehat adalah Kolom Kosong (kokos) yang ada di kertas suara pada 9 Desember 2020 bukan kotak kosong,” tutur Suriansyah kepada media ini melalui WhatsApp, Kamis (17/9/20).
Sementara adanya selentingan dan statement yang mengatakan kelompok kokos adalah barisan sakit hati, hal itu ditanggapi santai oleh Prof.
Karena apapun yang dikatakan atau Statement yang beredar mengenai kami, yang katanya barisan sakit hati itu tidak akan menyurutkan perjuangan kami untuk memenangkan “kokos”, tegas Prof.
Ingat, kami bukanlah kader Partai Politik, bukan sayap partai atau kelompok yang bernaung di suatu partai tertentu yang mendukung salah satu paslon atau partai diluar koalisi partai pendukung paslon. Jadi tidak ada alasan , bila kami dikatakan barisan sakit hati, beber Suriansyah.
Saya tegaskan kembali, bahwa hakikat Demokrasi itu adalah dari Rakyat, oleh Rakyat, dan untuk Rakyat. Bukan dari Partai, oleh Partai, dan untuk Partai. Oleh karena itu janganlah suara kami yang berstatus sosial sebagai “Rakyat Biasa” ini dikatakan sebagai orang-orang yang harus dipertanyakan kejiwaan dan rasional berfikir nya.
Karena semua ada aturannya dalam Konstitusi berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu hargailah Pesta Demokrasi yang sama-sama kita junjung tinggi di Negeri ini, pungkasnya.*
wartawan : eddybpn
editor : penasatu.com