Foto: Rudi Mas’ud calon Gubernur Kaltim 2024-2029.(Istimewa)
Balikpapan, Penasatu.com – Provinsi Kalimantan Timur, yang kaya akan sumber daya alam dan keberagaman budayanya, membutuhkan pemimpin yang mampu menghadapi dinamika dan kebutuhan wilayah tersebut.
Rudy Mas’ud, dengan gaya kepemimpinan inklusifnya, telah menjadi pilihan yang tepat untuk memimpin Kaltim menuju masa depan yang berkelanjutan. Gaya kepemimpinan inklusif bukanlah sekadar retorika, melainkan prinsip yang terbukti menghasilkan dampak positif dalam berbagai lingkungan.
Di tengah tantangan yang kompleks dan beragam di Kaltim, inklusivitas dalam kepemimpinan menjadi kunci untuk memastikan bahwa setiap suara didengar, setiap kebutuhan dipertimbangkan, dan setiap potensi dikembangkan.
“Masyarakat harus merasa dihargai dan didengar oleh pemerintah. Kepemimpinan inklusif mengarah pada keputusan yang lebih baik, karena berbagai perspektif dipertimbangkan,” kata Rudy Mas’ud.
Salah satu aspek utama dari kepemimpinan inklusif Rudy Mas’ud adalah pemberdayaan masyarakat lokal. Kaltim memiliki beragam kelompok etnis, budaya, dan ekonomi, dan melalui pendekatan inklusif, Rudy Mas’ud memastikan bahwa semua pihak terlibat dalam proses pembangunan.
“Dengan memberikan ruang bagi partisipasi aktif dari semua stakeholder, termasuk masyarakat adat, pelaku usaha kecil, dan pemuda, Kaltim dapat menggali potensi penuhnya untuk pertumbuhan yang berkelanjutan,” tambahnya.
Rudy Mas’ud juga menerapkan transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahannya, dengan membuka akses informasi dan memastikan bahwa keputusan-keputusan penting diambil secara terbuka. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat.
“Serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan,” ungkapnya.
Meskipun demikian, kepemimpinan inklusif Rudy Mas’ud juga menghadapi tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan bahwa kepentingan semua pihak diwakili dengan adil dan seimbang.
“Dalam konteks Kaltim yang heterogen, perbedaan pendapat dan kepentingan seringkali muncul, dan tugas seorang pemimpin adalah menciptakan ruang bagi dialog dan kompromi yang memperkuat persatuan dan kesatuan,” jelasnya.
Di Kaltim, keberagaman dihargai, partisipasi publik dijunjung tinggi, dan pembangunan dilakukan secara berkelanjutan,” tambah Rudy Mas’ud.
Selain itu, dengan rencana pembangunan kereta api cepat di Kalimantan yang menghubungkan Malaysia (Sarawak) dan Brunei di utara Pulau Kalimantan, Kaltim akan semakin terhubung dengan negara tetangga.
“Tentunya peluang ini memperkuat sinergi regional dalam pembangunan infrastruktur dan ekonomi,” sebutnya.
Terlebih lagi, dengan kesiapan infrastruktur konektivitas di Ibu Kota Nusantara (IKN), Rudy Mas’ud yakin bahwa ini akan memainkan peran penting dalam memastikan keberhasilan proyek tersebut.
“Saya yakin Kaltim akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan,” pungkasnya.(**)