foto: Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.(istimewa)
Jakarta, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menduga kuat tiga dari lima WNI fasilitator ISIS berada di Suriah. Hal ini merupakan tindak lanjut laporan Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) yang menyatakan ada lima orang terafiliasi ISIS asal Indonesia.
“Dua perempuan Dwi Dahlia Susanti dan Dini Ramadani diyakini kuat saat ini berada di Suriah, diketahui dari dokumen perjalanan. Satu lagi Muhammad Dandi Adiguna, berdasarkan keterangan ayahnya sudah di luar negeri mungkin juga di Suriah,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Rabu (11/5/2022).
Dedi mengatakan, dua lainnya, yakni Ari Kardian dan Rudi Heriadi, pernah disanksi hukum di Indonesia. Ari disanksi lantararan pernah memfasilitasi pengiriman orang ke Suriah, sementara Rudi divonis 3,5 tahun karena deportan dari Suriah.
“Yang diproses hukum di Indonesia oleh Densus 88. Ari Kardian sudah bebas kasusnya memfasilitasi pengiriman orang ke Suriah. Ari dua kali diproses hukum hukuman pertama dan kedua, 3 tahun,” tuturnya.
“Rudi Heriadi tahun 2019 vonis 3 tahun 6 bulan baru bebas, karena deportan dari Suriah,” sambung Dedi.
Sebelumnya, OFAC Departemen Keuangan AS mengumumkan 5 nama fasilitator keuangan ISIS yang beroperasi di seluruh Indonesia, Suriah, dan Turki. Lima fasilitator keuangan ISIS itu disebut memainkan peran kunci dalam memfasilitasi perjalanan ekstremis ke Suriah dan daerah lain tempat ISIS beroperasi.
Nama 5 WNI dan peranan fasilitator ISIS tersebut tertera dalam situs resmi Departemen Keuangan AS. AS menyatakan jaringan kelima orang itu juga telah melakukan transfer keuangan untuk mendukung upaya ISIS di kamp-kamp pengungsi yang berbasis di Suriah dengan mengumpulkan dana di Indonesia dan Turki.(*/humas Polri)