Parlindungan saat berada di posko Kampung siaga Covid-19 Sungainangka , Balikpapan Selatan
PENASATU.COM, BALIKPAPAN – Belum berakhirnya penyebaran virus corona di Kota Balikpapan hingga saat ini, bahkan di Balikpapan sendiri terdapat 11 pasien covid-19 yang tengah dirawat. Tentu saja hal itu butuh kerja keras dari Pemerintah Kota (Pemkot) dalam menanggulangi wabah yang mendunia tersebut.
Namun bukan saja pemkot, melainkan seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat terlibat dengan membantu pemkot untuk tetap berada di rumah dan jangan keluar rumah jika tidak begitu penting dan mendesak.
“Penyebaran virus corona masih sangat mengkhawatirkan, karena itu kita semua sebagai warga kota harus patuh dengan tetap berada di rumah,” ungkap Parlindungan Sihotang SE, anggota komisi IV DPRD Balikpapan saat berada di Posko Siaga Covid-19 di kawasan Perum BDS 2, Balikpapan Selatan, Minggu (5/4/2020).
Menurut dirinya saat ini langkah-langkah yang dilakukan pemkot sudah cukup banyak dalam penanganan covid-19, dimana salah satunya melakukan penutupan disebagian ruas jalan yang ada di Balikpapan. Tentu saja langkah yang diambil tersebut guna mengurangi aktivitas masyarakat keluar rumah untuk hal yang tidak begitu penting.
Seharusnya pemkot juga bisa memberikan edukasi terhadap masyarakat, bahwa penutupan jalan yang dilakukan bukan semata-mata ditutup dari jam tertentu ke jam tertentu, melainkan merupakan salah satu cara pemkot untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa masyarakat memang harus berada di rumah untuk sementara waktu.
Masyarakat juga seharusnya bisa paham, ketika saat jam penutupan jalan berakhir, bukan berarti harus beramai-ramai keluar rumah, akan tetapi boleh keluar rumah untuk hal yang penting saja.
“Jadi memang usaha yang dilakukan pemerintah saat ini guna memutus mata rantai penyebaran virus corona, dengan meminta masyarakat untuk tetap di rumah, salah satunya dengan melakukan menutup sebagian akses ruas jalan yang ada di Balikpapan”.
“Kenapa jalan tidak ditutup 24 jam, supaya tidak memberikan kesan bahwa wilayah ini sudah darurat sipil, akan tetapi hanya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar tetap di rumah”.
Jadi itu merupakan salah satu upaya pemerintah, namun memang masih ada hal-hal yang kurang dan perlu segera dilengkapi karena keterbatasan sumber daya yang ada di Balikpapan.
Salah satunya apabila sudah masuk dalam kategori “merah”, seharusnya sudah ada standarisasi yang mengacu pada World Health Organization (WHO).
Dimana ketika sudah status merah, maka apa saja yang harus diberikan pemerintah, salah satu contoh apakah ketika sudah status merah, masyarakat harus tidak keluar rumah sama sekali, dan tentu saja harus dibarengi apa yang harus disediakan pemerintah atau pemerintah menyediakan kebutuhan-kebutuhan standar yang ada di Kota Balikpapan.
Salah satunya ketersedian Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis, ketersediaan disinfektan atau Hand Sanitizer dir rumah-rumah yang saat ini sudah sangat sulit didapatkan.*
Wartawan: Riel Bagas
Editor: HTBS/Penasatu.com