Penasatu.com, Balikpapan – Kontestasi politik pileg 2019 telah menghasilkan 45 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, baik yang telah terpilih kembali ataupun yang baru saja terpilih untuk pertama kalinya. dan disana ada beberapa macam tipe caleg, guna mendapatkan kursi yang terhormat dimasa periode 2019-2024 ini, mulai Caleg ber”uang”, beruntung atau memang petarung.
Maju sebagai “anak bawang”, yang tidak diperhitungkan, diangap remeh, bahkan mungkin ada yg menganggapnya badut politik, karena maju dengan perahu yg sdh +_ 10 tahun karam tidak pernah mengantarkan satupun kadernya di parlemen Balikpapan, dan diperparah dengan pilihan maju pada dapil “Neraka” atau dapilnya para “Raksasa” membuat namanya seakan tenggelam di sepanjang masa petarungan.
Sejurus dengan selesainya hari H dan terkolektifnya lembar C1, lambat laun lawan mulai tertunduk menyesal, menyesal karena tidak memperhitungkan “anak bawang” ini yang ternyata sudah berubah menjadi “kuda hitam”.
Ini tak lepas dari sentuhan Sang maha Guru, Abdulloh Politisi Golkar, yang tak lain Ketua DPRD Kota Balikpapan yang selalu menjadi Guru ataupun panutan bagi dirinya, ujar Taufik Qul Rahman, si anak bawang dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), Sabtu (3/8/2019)
Maju pada Dapil “Neraka” Balikpapan Barat, tidak membuat si petarung ini gentar sedikutpun. Bayangkan hanya dengan kuota 6 Kursi dan dihuni para Politisi mapan dan berpengalaman, si anak bawang bisa menembus DPRD Kota Balikpapan dengan duduk bersama 44 Caleg lain untuk ikut membangun Kota Balikpapan.
Taufik Qul Rahman ( TAUFIK PUTRA KILAT ), di tempa bertahun tahun untuk siap Tumbuh sebagai Tunas Politik yang punya potensi untuk kemajuan Masyarakat kota Balikpapan.
“Alhamdulillah Tidak sia sia Beliau Membina Sang Putra Kilat dari Barat”, tegasnya.
Akrobatik politik mewarnai perjalanan setelah penetapan pleno hingga menuju 26 agustus 2019, belum juga dilantik namun sudah menunjukan kepiawaianya dalam bermanufer. Menilik dari pembuktian di masa kampanye, meski hanya satu kursi, mantan wartawan ini jangan dianggab “anak bawang” di parlemen, dia sudah membuktikan bahwa satu anak panah yang terukur terarah dan ditangan terlatih, bisa lebih tepat sasaran daripada 1000 peluru tajam yang keluar dari AK47 yang ditembakan serampangan tanpa arah.
Sempat membuat kisruh akibat trik-trik politiknya, akhirnya memutuskan untuk bersandar di fraksi PDI Perjuangan. Kota Balikpapan bersiaplah dengan hadirnya manusia tipe Petarung dari PKB, TAUFIK QUL RAHMAN si PUTRA KILAT.*
Penulis: Eddy.S
Editor: Pena1.