Akrab, Edi Darmansyah Calon Bupati Kukar saat bersilaturahmi dengan anggota KTAB Samboja
PENASATU.COM, SAMBOJA – Kelompok Tani Abulake Berkarya (KTAB) yang baru dirintis enam bulan lalu merupakan hasil dari gagasan kaum milenial Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim).
KTAB berlokasi di Kelurahan Margo Mulyo, Kecamatan Samboja itu direncanakan bakal menjadi lahan percontohan pertanian hortikultur dalam konsep agrowisata dan agro bisnis.
“Kesiapan lahan untuk pertanian tersebut saat ini seluas 49 hektar, dan baru tergarap seluas 4,5 hektar dengan tanaman buah dan sayuran,” ungkap Edi Damansyah, calon Bupati Kukar saat melakukan silaturahmi dengan warga yang tergabung dalam KTAB, pekan lalu.
“Saya menyambut baik melihat perkembangan pertanian di Kabupaten Kutai Kartanegara, termasuk yang ada di Kecamatan Samboja, apalagi para generasi muda yang sudah mulai masuk ke dunia pertanian, saya kira ini salah satu pertanda ke depan di Kukar memang akan dijadikan lumbung pangan di Kalimantan Timur (Kaltim) bakal tercapai dengan baik.”
“Jika berbicara Kecamatan Samboja, tentu kawasan tersebut identik dengan kawasan Ibu Kota Negara (IKN),” Jelas Edi lagi.
Edi menambahkan jika para milenial yang telah tergabung dalam KTAB ini bakal menjadi percontohan pertanian ke depan yang mana pertanian yang ada di Samboja sesuai dengan visi dan misi dirinya saat ini di bidang pertanian.
Di tempat yang sama, Heri Susanto selaku koordinator KTAB mengungkapkan awal mula dirinya tergerak untuk menggeluti di bidang pertanian dikarenakan banyaknya lahan tidur yang tidak dimanfaatkan pemiliknya secara maksimal.
“Saya lihat disini banyak lahan tidur milik warga yang tidak dikelola, makanya saya berfikir bagaimana caranya untuk memanfaatkan lahan tersebut,” cetusnya.
Lebih lanjut, Heri mengungkapkan saat ini sudah mendapatkan respon positif yang di berikan pemerintah Samboja dan Pemerintah Kabupaten terhadap Kelompok Tani yang dikelolanya.
“Hanya saja, yang dibutuh saat ini yakni respon secara materil dari pemerintah untuk menunjang kemajuan kelompok pertanian. Tujuannya agar pusat pertaniannya tidak lagi secara tradisional, namun bisa lebih modern,” ungkapnya.
Saat ini, Heri juga tengah berusaha untuk memupuk kemandirian kaum milenial yang tergabung dalam KTAB. Pasalnya, tanpa ada kemandirian tidak akan pernah sukses, jadi dari awal kemandirian itu yang harus dibentuk, agar jiwa bertaninya bisa tumbuh, termasuk jiwa sosialnya.
Hanya saja kendala dalam bertani itu sangat berat. Terlebih untuk kaum milenial saat ini yang masih tergolong awam terhadap sektor pertanian.
“Kaum milenial yang tergabung dalam kelompok tani sekarang ini baru mencapai 43, bahkan sudah mengikuti Bimtek di tingkat lokal mulai dari teknik pembuatan pupuk dan pembuatan bibit. Sejauh ini, kita sudah siapkan lahan seluas 49 hektar, dan kelompok Tani Abulake telah mempersiapkan bibit yang siap tanam,” tutur Heri Susanto.
Diantarnya terdiri dari jambu kristal sebanyak 2.500 bibit, alpukat 1.500 bibit, jeruk 1.700 bibit, dan budidaya ikan seluas 5 hektar.*
Wartawan : Riel Bagas
Editor : Penasatu.com