Saat evakuasi Korban DN (foto.Ist)
Penasatu.com-Manggarai Barat.NTT–Jasad berinisial DN (60) yang ditemukan dalam kondisi terbujur kaku tak bernyawa di tengah hutan belantara, Jumat (4/12) sekitar pukul 12.00 Wita. Peristiwa ini terjadi tepatnya di Gunung Mbeliling, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Jenazah korban berhasil dievakuasi keluarganya, namun untuk sampai di lokasi kejadian perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki sekira tiga jam. Jenazah korban tiba di rumah duka, Kampung Rangat, Desa Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang sekitar pukul 15.30 Wita. Jenazah korban disambut histeris oleh istri dan anak–anaknya serta kerabat keluarga korban yang memadati rumah duka di Kamoung Rangat.
Kapolres Manggarai Barat AKBP Bambang Hari Wibowo, S.I.K., M.Si., melalui Kasat Reskrim AKP Libartino Silaban, S.H., S.I.K. saat dikonfirmasi di rumah duka menjelaskan, korban meninggal dunia karena jatuh terpeleset di tengah hutan belantara Gunung Mbeliling.
“Korban ditemukan di Gunung Mbeliling sekitar jam 12 siang. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan langsung dari keluarganya, korban meninggal dunia saat korban beraktifitas di hutan Mbeliling. Penyebabnya karena korban jatuh terpeleset saat cuaca hujan. Mungkin karena licin, sehingga terantuk batu. Kepala korban terkena batu di bagian kepala sebelah kiri,” terang AKP Libartino Silaban, S.H., S.I.K.
Kronologis kejadian Kamis (3/12) korban meninggalkan rumahnya menuju hutan Mbeliling. Hingga malam hari, korban tidak pulang rumah.
Jumat (4/12) pagi anak kandung korban bersama anggota keluarga yang lain mencari korban ke hutan Mbeliling. Sekitar pukul 12.00 Wita mereka menemukan korban dalam kondisi kaku tak bernyawa lagi.
“Untuk sementara kami sudah mendatangi TKP dan mengonfirmasi langsung dengan pihak keluarganya. Tahap awal kita visum luar karwna keluarga korban menolak untuk melakukan visum. Selanjutnya dibuatkan Berita Acara penolakan visum dari Polsek Sano Nggoang dan meminta keterangan saksi–saksi yang lihat langsung dan menemukan korban, yaitu anak kandung korban dan seorang anggota kerabat keluarganya yang memvideokan dan memfoto korban di TKP,” jelas Kasat Reskrim saat diwawancarai di rumah duka, Kampung Rangat, Desa Wae Lolos.
Sementara itu, Yohanes Johan, salah seorang anggota keluarga dekat korban menjelaskan sehari sebelum kejadian, korban mengeluh sakit lambung dan sempat berobat di fasilitas kesehatan terdekat.
“Tadi pagi sekitar jam sembilan lewat, kami mencari ke hutan Mbeliling. Kami melacak jejak yang tampak di tengah hutan. Beruntung kami temukan bekas anakan pohon yang dipotong. Kami menyusuri jejak tersebut hingga menemukan dia sekitar jam 12 siang tadi,” ujar Jhon.
Kepala Dusun Rangat, Paul yang juga ikut dalam pencarian itu menambahkan, korban ditemukan oleh anak sulungnya. Saat ditemukan, lanjut Paul, korban dalam kondisi kaku. Posisinya tidur miring di atas tanah yang miring curam.
“Tas yang berisi bekal dan parang masih ditemukan melilit di badan. Dugaan kami, kejadiannya kemarin siang. Soalnya, saat kami temukan, kakinya sudah kaku. Setengah mati luruskan kakinya,” jelas Paul.
Korban meninggalkan seorang istri, lima anak anak dan tiga cucu. Korban adalah mantan Komandan Pertahanan Sipil (Hansip/Linmas) Desa Wae Lolos. Kecamatan Sano Nggoang. Korban adakah seorang petani yang memiliki keterampilan khusus menganyam nyiru.(*/duku).