Lamale, saat memperlihatkan hasil produksi anggota Pokdarwis Tiram tambun bersama penasatu.com
Penasatu.com, Sepaku – Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tiram tambun adalah kelompok peduli hutan mangrove dan memperdayakan anggotanya untuk mengelola buah mangrove menjadi Sirup dan pupur dingin sehingga bisa menambah ekonomi masyarakat.
Kelompak yang telah berdiri dari tahun 2015 dan baru diakui dan mendapatkan SK (surat Keputusan ) dari Dinas Pariwisata pada tahun 2019 di bulan Juni kemarin ini cukup menggembirakan, karena telah mampu mandiri dengan beberapa hasil dari produksi sendiri, seperti Sirup, pupur dingin dan Gelas bambunya.
Lamale, selaku pencetus dan pendiri serta Ketua Pokdarwis Tiram tambun sangat mengharapkan perhatian khusus dari pemerintah PPU.
“Ini dalam upaya agar wisata mangrove Tiram tambun ini dalam lima tahun kedepan bisa berkembang dan maju seperti tempat wisata mangrove di daerah-daerah lainnya di Kaltim,” ujarnya pada penasatu di sekretariat Pokdarwis Tiram Tambun, Desa Mentawir, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Sabtu (9/11).
Kami sekarang sedang mengusahakan membuat jembatan menuju hutan mangrove yang nantinya bisa menjadi daya tarik para wisata untuk datang dan melihat hutan manggrove sambil berbelanja hasil produksi dari masyarakat yang tergabung di Pokdarwis daerah ini, imbuh Lamale lagi.
Sirup mangrove ini dibuat oleh masyarakat yang menjadi anggota PokdarwisTiram tambun, yaitu sudah sekitar 20 orang dan semuanya ibu ibu masyarakat sekitar, ucap Lamale.
Disamping ingin memasarkan hasil produk sendiri, berupa Sirup, Gelas bambu dan pupur dingin, kami juga ingin memajukan pariwisata mangrove ini. Setidaknya sama dengan yang ada ditempat lain yang bisa mendatangkan banyak wisatawan baik lokal maupun dari luar, sehingga apa yang telah diprosuksi masyarat disini bisa menambah inkam masyarakat mendapatkan pasar yang lebih luas, terang nya,
Dan sekedar informasi bahwa sirup buah mangrove yang telah kami produksi sudah pernah menjadi juara pada pada pameran tingkat provinsi Kaltim di tahun 2017 lalu, jelas Lamale lagi.
Adapun harga harga produk yang kami buat masih bisa dijangkau pengunjung, yaitu sirup botol kecil 10 ribu, besar 20 ribu dan gelas bambu juga hanya 20 ribu rupiah, tutup Lamale.*
Wartawan : Kamaruddin.
Editor : EDS/penastu.com