Foto.Kegiatan Tabligh Akbar Memperingatai Isra Mi’raj dan Haul Abah Guru Sekumpul.(Inset:Guru Mas’ud)
PENASATU.COM, BALIKPAPAN-Bertempat di BSCC Dome Balikpapan, KH Syekh Mas’ud Husain Al-Hasani yang akrab disapa Guru Mas’ud menghadiri kegiatan Tabligh Akbar Peringatan Isra Mi’raj Rasulullah Muhammad SAW dan Haul Abah Guru Sekumpul ke-15 pada (16/3), dimana kegiatan ini juga dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh agama dan pejabat pemerintahan.
Guru Mas’ud yang disambut haru dan antusias oleh ribuan jamaah yang berusaha menyalami ini merasa sangat haru dan bahagia dengan kegiatan yang diadakan oleh Perhimpunan Rakyat Asli Kalimantan ini, apalagi kegiatan tersebut mengingatkan tentang perjuangan tokoh besar Umat Islam dalam memperjuangkan agama Islam yaitu Rasulullah Muhammad SAW dan Abah Guru Sekumpul.
Abah Guru Zaini atau Guru Sekumpul ungkap Guru Mas’ud saat ditemui di lokasi acara merupakan ulama kharismatik asal Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari. Beliau hafal Alquran sejak usia 7 tahun dan menghafal kitab Tafsir Jalalain di usia 9 tahun. Guru Sekumpul belajar dengan sejumlah ulama lokal dan mancanegara.
Diantara guru beliau adalah Syekh Syarwani Abdan Bangil, Syekh al-Sayyid Muhammad Amin Kutbi, Kyai Falak Bogor, Syaikh Yasin bin Isa Padang (Mekah), Syaikh Hasan Masyath, Syaikh Ismail al-Yamani dan Syaikh Abdul Kadir al-Bar.
Ulama yang lahir di Tunggul Irang, Martapura, 11 Februari 1942 itu mengajar agama di Musala Ar Raudhah di Jalan Sekumpul, yang dibangun oleh leluhurnya. Di Komplek Musala yang mashyur itu pula, jenazah Guru Sekumpul dikebumikan. Beliau meninggal dunia di Martapura, 10 Agustus 2005 pada usia 63 tahun.
“ULAMA yang satu ini sangat kharismatik dan dikagumi banyak orang. Ia adalah sosok Waliyullah asal Kalimantan yang menyatukan syari’at, tarekat dan hakikat dalam dirinya,” kata Guru Mas’ud yang juga ulama kharismatik Kalimantan yang menjabat sebagai Presiden Perhimpunan Rakyat Asli Kalimantan.
Sejak kecil lanjut Guru Mas’ud abah Ijai dididik orangtuanya Haji Abdul Ghani dan Hajjah Masliah binti Haji Mulya dan neneknya bernama Salbiyah. Mereka menanamkan akhlak, kedisiplinan dan pendidikan tauhid serta belajar membaca Al-Qur’an.
Sejak itulah kewibawaan dan kharismanya memancar luas dan banyak tamu berdatangan, bahkan dari Malaysia, Singapura dan Brunei. Sebagian datang untuk berguru, sebagian mencari berkahnya, dan sebagian ingin berbaiat Tarekat Samaniyyah.
Sebagai ulama, Abah Guru Sekumpul dikenal sebagai orang yang lembut, kasih sayang, sabar, dermawan dan tekun. Apapun yang terjadi terhadap dirinya, beliau tak pernah mengeluh. Bahkan pernah beliau dipukuli oleh orang-orang yang dengki kepadanya, namun beliau tidak mengeluh atau menaruh dendam sama sekali.
Beliau juga mengajarkan agar orang senantiasa mencintai dan hormat kepada ulama yang baik dan saleh dan kepada para Guru.
Guru Mas’ud menceritakan bahwa ada murid beliau yang telah berhasil menjadi orang sukses dan orang besar tapi ternyata si murid lupa diri dan merasa hebat sendiri sehingga lupa dengan Abah Ijai, tidak lama kemudian si murid pun mendapatkan masalah besar mengalami kebangkrutan total dan menjadi tersangka karena melanggar hukum.
“Beliau mengajarkan untuk selalu menghormati Guru, orang tua dan orang yang telah berjasa dimana pun dan kapan pun,” ujar Guru Mas’ud yang juga keturunan dari Syekh Arsyad Al Banjari ini.
Salah satu pesannya ungkap Guru Mas’ud adalah “jangan bakhil” karena itu adalah sifat tercela. Salah satu keunikannya dalam berdakwah adalah perhatiannya kepada kesehatan umat. Pada waktu tertentu beliau mendatangkan dokter spesialis (jantung, ginjal, paru, mata, dan sebagainya) untuk memberikan penyuluhan kesehatan sebelum pengajian dimulai.
Kisah lain, suatu ketika terjadi musim kemarau panjang, dan sumur-sumur mengering. Masyarakat pun meminta Guru Ijai agar berdoa meminta hujan. Beliau lalu mendekati sebatang pohon pisang, menggoyang-goyangkan pohon itu dan tak lama kemudian hujan pun turun.
Beliau juga dikenal bisa menyembuhkan banyak orang dengan kekuatan spiritualnya. Kelebihan lain yang dimiliki Guru Sekumpul adalah hafal Al-Qur’an sejak berusia 7 tahun. Kemudian hafal tafsir Jalalain pada usia 9 tahun.
Semasa hidupnya, Guru Sekumpul pernah berpesan tentang karomah. Dia mengatakan, jangan pernah berpikir atau berniat untuk mendapatkan karamah dengan melakukan ibadah atau wiridan-wiridan. Sebab, karomah yang paling mulia dan tinggi nilainya adalah istiqamah di jalan Allah. Kalau ada orang mengaku sendiri punya karomah tapi salatnya tidak karuan, maka itu bukan karomah.*
Wartawan : Are.
Editor : tim/penasatu.com