Oleh : Destina Aulia.
Mahasiswa Universitas Terbuka Tanah Grogot
Penasatu.com, Grogot – Karakter adalah segalanya, Karakter tidak bisa diwariskan, Karakter tidak bisa dibeli dan ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan dengan proses yang tidak instan.
Karakter merupakan hal yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Karakter berkaitan erat dengan seseorang. Karakter dapat pula menjadi ciri khas yang membedakan manusia satu dengan yang lainnya.
Tak heran bila karakter satu dan yang lainnya berbeda. Karakter sering kali dikaitkan dengan perilaku seseorang. Maka apabila perilaku seseorang baik maka baik pula karakternya begitu pun sebaliknya.
Seringkali katakter menjadi tolok ukur untuk menilai seseorang. Karakter merupakan sesuatu yang melekat pada diri seseorang. Seiring berkembanya waktu bayak istilah yang berkaitan dengan karakter.
Menumbuhkan rasa aman dan nyaman adalah dasar yang utama dalam membentuk karakter anak, yang kemudian dapat menumbuhkan rasa berarti, berharga atau bernilai pada anak usia dini.
Pendidikan karakter bagi anak usia dini memiliki makna yang lebih tinggi dari pendidikan moral karena tidak hanya berkaitan dengan masalah benar salah tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan tentang berbagai perilaku yang baik dalam kehidupan sehingga anak memiliki kesadaran dan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Agar mendapatkan suatu karakter yang kuat maka diperlukan sebuah pembentukan nilai mengenai baik dan buruknya suatu perbuatan. Orang yang berkarakter layaknya memiliki responsibilitas yang tinggi terhadap lingkungannya yang pada akhirnya akan dijadikan dalam tindakan nyata tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, disiplin, menghormati sesama, bersosialisasi serta nilai karakter yang lainnya.
Pendidikan karakter perlu dikembangkan karena akan mendorong kebiasaan dan perilaku terpuji sejalan dengan nilai nilai tradisi, budaya, kepekaan sosial, dan agama. Selain itu mampu memberikan kepekaan mental anak terhadap situasi sekitarnya, sehingga tidak terjerumus dalam perilaku yang menyimpang secara individu maupun sosial, dan menghindarkan dari perilaku yang tercela dalam arti sifat yang dapat merusak diri, orang lain dan lingkungan.
Pada anak usia dini antara 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada anak usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak.
Dengan demikian ada sentral utama pembentukan karakter anak usia dini yaitu Peran orang tua dalam pembentukan karakter anak usia dini untuk siap menghadapi dunia di masa yang akan datang. Pada awalnya anak usia dini akan meniru perilaku orang tuanya, karena orang tua adalah orang pertama yang dekat dan dikagumi oleh anak usia dini.
Setelah itu, lingkungan rumah juga berpengaruh dalam pembentukan karakter anak usia dini. Hal ini dapat terlihat dari cara berpakaian, bersikap, dan berperilaku sehari-hari seorang anak yang biasanya tidak jauh berbeda dengan orang-orang yang ada dalam lingkungan rumahnya.
Peran dunia pendidikan juga menjadi sentral pembentukan karakter anak secara dini. Peran PAUD dalam pembentukan karakter dengan pendidikan anak yang menitikberatkan pada peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilakukan oleh anak usia dini. Sehingga menghasilkan potensi anak dan membentuk kepribadian anak dengan benar.