Manggarai.NTT, Penasatu.com – Bupati Manggarai Herybertus GL Nabit menyebut eksodus dan hijrah, jalan utama Deno Kamelus.
Bupati Hery mengungkapkan hal itu saat pidato pelepasan jenazah alm Dr. Deno Kamelus, SH, MH di Halaman depan Kantor Bupati Manggarai, seusai misa requiem di Kathedral Ruteng, Jumat (9/4/21).
Dilansir Beritaflores, Bupati Hery mengatakan, jikalau kematian adalah kritik kepada kehidupan, maka kematian Deno Kamelus adalah kritik bagi semua bahwa kehidupan sesungguhnya adalah sebuah eksodus, adalah sebuah hijrah menuju ibunda kehidupan.
“Eksodus, karena dia keluar dari kepentingan dirinya sendiri menuju pengabdian sehabis-habisnya bagi ase kae Manggarai. Untuk itu dia harus hijrah, harus berjalan, tidak terpaku nyaman dan aman hanya pada satu tempat. Selalu berjalan dan berjalan!,” ujarnya.
Bupati Hery menuturkan, Deno Kamelus meninggalkan kemapanannya di Kupang. Apa yang kurang, tidak ada! Dia seorang doktor ilmu hukum. Dicatat sebagai dosen berprestasi. Memiliki istri dan empat orang anak. Yah, apa yang kurang? Tidak ada!
“Tapi dia memilih eksodus, dia hijrah ke ibundanya, yaitu tana dading Manggarai,” tutur dia.
Menurut Bupati Hery, tentu ini keputusan berani yang akhirnya dipahami setelah menyaksikan keikhlasannya membangun Kabupaten Manggarai. Yaitu, keberanian karena etos eksodus, yaitu selalu mencari dan menemukan yang terbaik bagi tana dading, ibunda kehidupan. Bukankah ini sebuah kayakinan dasar yang adalah sebuah panggilan luhur sebagai seorang ahli waris bumi Manggarai? Bukankah ini adalah tujuan anak-anak Manggarai yaitu membahagiakan ibunda yang memberinya kehidupan?
“Benar, bahwa Kamelus eksodus ke Manggarai untuk sebuah kompetisi dan pertarungan politik. Tapi saya yakin, semua itu dilakukannya hanya sebagai sarana untuk memberikan yang terbaik bagi tana dading Manggarai. Saya yakin dia sama sekali tidak terjebak dalam dalam kurungan peradaban di mana dia mengimani sebuah kehebatan, di mana dia bertengkar memperebutkan kekuasaan, menuhankan harta benda, bersimpuh kepada kemenangan, serta memompa-mompa diri untuk mencapai suatu keadaan yang dia sangka keunggulan,” ucap dia.
Menurut politisi PDIP itu, pengalaman bergaul dan bekerja serta berkompetisi bersamanya, dirinya akhirnya yakin, sosok Deno Kemelus tidak pernah berjuang atau berkompetisi untuk hal yang dia sangka atau duga keunggulan. Dia sangat yakin akan kebaikan untuk ibunda kehidupan. Maka tak pernah ia terjebak pada peradaban tadi. “Oleh karena itu, Kamelus bagi saya, baik sebagai bupati maupun sebagai adiknya, adalah seorang yang bukan saja ahli dalam ilmunya tetapi visioner kehidupan dalam mencari jalan bersama menuju kebaikan dan kebenaran,” pungkas Bupati Hery.
Bagi Bupati Hery, kepergian Deno Kamelus yang mengejutkan ini, adalah pesan untuk melihat inti hidup sebagai warga masyarakat Kabupaten Manggarai. Ialah selalu eksodus dan berhijrah pada setiap tingkat dan bidang kehidupan, pada setiap tugas apa pun yang dilakukan. Untuk mengerti, bagaimana menghormati keindahan yang sebenarnya. Untuk memberikan perhatian yang jujur kepada apa yang paling utama, yaitu yang rohani, dengan menjunjung tinggi kebaikan dan percaya kepada kebenaran. Bukan kepalsuan dan kebohongan!
“Dua kali berkompetisi politik dengannya meyakinkan saya akan hal-hal ini. Tiada sedikit pun terluka dari seluruh kompetisi kami, layaknya dua saudara yang bermain sungguh-sungguh menuju kebaikan ibunda kehidupan. Kami tidak terluka karena kami bersatu dalam tujuan. Yaitu kebaikan dan kesejahteraan tana kuni agu kalo, sang ibunda kehidupan, Manggarai,” beber Bupati Hery.
Mantan Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOP-LBF) itu menguraikan, inilah jalan utama yang diwariskan Deno Kamelus dalam kehidupan ini dan warisan untuk orang Manggarai. Mungkin bisa multitafsir atas jalan utama ini. Bisa pengutamaan akal dan budi, bukan menomorsatukan pencapaian kekuasaan, kesejahteraan ekonomi atau kemasyhuran nama. Bisa juga jalan utama adalah “berbadan sehat, berbudi tinggi, berpengetahuan luas, berpikiran bebas”, atau apapun yang intinya memaksimalkan peran kemanusiaan untuk fungsi menjadi berguna bagi sesama dan alam semesta”.
“Tapi bagi saya jelas: jalan utama Kamelus bagi Manggarai ini ialah eksodus dan hijrah. Di atas jalan utama itu, Deno Kamelus adalah seorang sahabat yang baik, seorang teman diskusi yang mencerahkan, seorang kakak yang dengan cara dan gayanya tersendiri membimbing dan mengarahkan,” tukas dia.
Lebih jauh kata Bupati Hery, di atas segala-galanya sosok Deno Kamelus adalah seorang manusia yang memiliki keluasan jiwa yang menempatkan siapa pun dalam hatinya sebagai saudara dan saudari, dalam bergandengan tangan menuju kebaikan bersama bagi ibunda kehidupan. Inilah juga salah satu alasannya mengapa ia tetap memilih Manggarai dan tidak kembali ke Kupang sebagai hingga akhir hijrahnya pada Selasa, 6 April 2021 lalu.
“Ka’e daku Kamelus, lako di’a-dia ngger le Mori’n. Dengan air mata terurai, saya atas nama saudara saudarimu se-kabupaten Manggarai, melepas mu pergi. Toe manga mata dite ta, ka’e! Engkau abadi dalam hati kami, ase kae Manggarai. Engkau abadi di bumi Manggarai. Terimakasih berlimpah untuk cinta-mu bagi tanah dading Manggarai,” ucap dia.
Ia menuturkan, “begitu indahnya jalan utama yang engkau tinggalkan, maka atas nama rakyat Manggarai, saya memohon doamu sekaligus izinmu agar kami dikuatkan untuk membuktikan bahwa keindahan sesungguhnya adalah berbuat baik dengan meniti jalan utama tiada henti hingga kami mati. Sampai berjumpa lagi di surga kelak. Amin. Saya Hery G. Nabit, Bupati Manggarai,” tutup dia.
Perwakilan pihak keluarga sekaligus istri Almarhum, Yeni Veronika mengatakan, suaminya Dr Deno Kamelus telah memberikan yang terbaik untuk membangun Manggarai selama memimpin daerah itu.
Anggota DPRD NTT Fraksi PAN itu menambahkan, sang suami telah mengorbankan segalanya demi kesejahteraan rakyat Manggarai. Bahkan Dr Deno Kamelus kata dia, telah mencurahkan pikiran, waktu maupun energi untuk memajukan tanah Manggarai.
“Suamiku, terima kasih karena dirimu telah mengabdi untuk rakyat Manggarai tercinta. Semoga perjalanan beliau membawa kedamaian. Saya serahkan Dr Deno Kamelus, SH.,MH kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan,” ucap dia sambil menitikan air mata.
Laporan : Alfonsius Andi