SPBU Reo
Manggarai, penasatu.com – Plasidus Asis De Ornay, SH, Pengacara Silvester Kumpul bersaudara, mendapat kabar bahwa SPBU REO akan dibuka hari ini, Rabu 10 Maret 2021, oleh Polres Manggarai. Pada prinsipnya saya setuju’ jika kedua belah pihak yang sedang bersengketa sepakat untuk dibuka kembali’. Problem sampai yang terjadi adalah keegoan. Salah satu ahli waris berinisial KK, tidak setuju untuk dikelola bersama. Sebab Akta perubahan yang diterbitkan pada tahun 2015 dianggapnya itu adalah sah. Ini berbeda dengan konfirmasi yang kami peroleh. Pihak pertamina justru masih mengacu pada Akta 2011 atas nama klien saya Markus Kumpul.
Kepada media penasatu.com,Rabu, (10/03/2021) Plasidus Asis De Ornay, SH, Pengacara Silvester Kumpul bersaudara, mengatakan, Dalam penelusuran saya sebagai Penasehat Hukum (PH) ditemukan bahwa persetujuan peralihan atau perubahan itu tidak diketahui atau disetujui oleh saudara-saudara yang lain dari KK. Di duga KK telah dengan sepihak tanpa hak mengalihkan aset tanpa persetujuan saudara yang lain, Lanjut Asis.
Dari sinilah saya menyimpulkan bahwa Akta 2015 yang dikantongi Ibu KK tersebut, patut saya duga adalah Akta Palsu dan tidak berkekuatan hukum, ungkapnya.
Plasidus Asis De Ornay , SH
Pengacara Silvester Kumpul bersaudara, menambahkan, Sengeketa ini adalah perdata; apa yang dilakukan KK adalah “Perbuatan Melawan Hukum”.
“Untuk Polres Manggarai melalui surat terbuka ini saya memohon agar dalam ‘Memutuskan sesuatu harus perlu pertimbangan yang matang dan berkeadilan untuk semua. Tidak atas permintaan satu pihak,harus Perlu kehati-hatian sesuai fungsi dan tanggung jawabnya, tandas Asis.
Menurutnya “Postur sengketa SPBU REO itu adalah sengketa kepemilikan saham.
Ketika kita mengambil keputusan untuk kepentingan publik, jangan lupa didalam sengketa ini terdapat Hak privat. Itu berarti keduanya harus dilindungi secara hukum.
NEGARA atau penegak hukum dalam hal ini Polres Manggarai wajib melindungi hak keduanya.
Berdiri seimbang, berdiri ditengah-tengah. Berdiri pada rel menjaga kemananan dan ketertiban. Bukan pada posisi mengeksekusi tanpa putusan pengadilan atau kesepakatan kedua belah pihak.
“Pilihan Solusi Non Litigasi”.
Plasidus Asis De Ornay , SH
Menerangkan, Sebagai PH dari Silvester Kumpul bersaudara saya justru mendorong upaya perdamaian. Agar keduanya sehati untuk memutuskan secara kekeluargaan,dan sudah beberapa kali sudah saya lakukan,namun belum membuahkan hasil.
Sebab Ibu Krispian Kumpul belum mau bertemu saya untuk membicarakan sengketa ini. Baik surat maupun pesan WA sudah saya layangkan, namun sampai saya menulis catatan ini KK belum memberikan jawaban yg pasti. Sayapun masih terus berusaha. Sebab saya yakin bahwa sengketa ini akan bisa selesai jika keduanya mau TERBUKA semuanya,jelas Asis.
Karena kendala inilah, saya mohon agar seluruh pihak terkait mau bersama melakukan upaya yg solutif. Saya menawarkan kembali’ agar Bupati Herybertus G. L. Nabit segera memanggil pihak-pihak yg bersengketa dengan mengikutsertkan Polres Manggarai, Ketua DPRD, Lurah dan Camat. Saya berharap ada postur solusi yg berkeadilan.
“Soal Pihak Polres Berlasan membuka SPBU karena alasan permintaan masyarakat.
Saran saya jangan terkesan terburu-buru. Semua keputusan mesti dilihat secara utuh dan berkeadilan. Fungsi koordinasi harus berjalan. Tidak terkesan mengebiri hak privat orang lain yang secara hukum diperlakukan sama. “Equality before the Law”
Note : Ini lebih efektif dari pada kita mengambil keputusan yg terkesan sepihak, dan Untuk efektifitas penegakan hukum meminta Kapolres Manggarai untuk segera manarik pasukan berlaras panjang untuk meninggalkannya SPBU dengan mengedepankan ruang dialog.
Hingga diturunkan berita ini, penasatu.com, sudah menghubungi pihak Polres manggarai,namun belum berhasil dikonfirmasi, karena handphone tidak diangkat.*
Reporter : Alfonsius Andi
