Penulis: Erlin
Mahasiswa PBSI UNIKA Santu Paulus Ruteng
Penasatu.com -Manggarai Barat.NTT- Aku petani
Aku dilahirkan dari rahim seorang petani
Dibesarkan oleh ayah dan ibu seorang petani
Kami mencintai dan menikmati hidup sebagai petani
Makan dengan hasil keringat sendiri
Tanpa mengemis pada orang lain
Apa lagi mengambil hak orang lain
Aku petani
Hari-hariku di sawah
lumpur adalah teman setiaku
Aku lebih suka berteman dengan lumpur ketimbang berteman dengan para koruptor
Aku lebih suka disawah ketimbang duduk manis dikursi bundar
Aku lebih suka mengeluarkan keringat ketimbang duduk manis lalu mengambil hak orang lain demi kepentingan pribadi
Aku petani
Aku menikmati hidupku sebagai petani
Dari petani aku belajar bagaimana berjuang untuk mempertahankn hidup
Dengan keringat yang bercucuran hingga membasihi seluruh tubuh
Meski kenyataannya lebih nikmat hidup orang-orang berdasi panjang dengan mengambil hak orang lain
Sebab sesungguhnya hidup adalah hikmat
Penuh hikmat bila berusaha tanpa mengeluh apalagi menyalahkan nasib pada yang Kuasa
Aku petani
Adalah hikmat
Berjuang tanpa batas
Tanpa lelah mengelolah ladang dan sawah
Penuh riang pagi sampai petang di ladang
Keringat bercucuran ditubuh lebih baik daripada mengambil hak orang lain
Aku Petani
Tentang cinta terhadap hidup
Tentang menghargai hidup
Tentang perjuangan tanpa lelah
Tentang bersyukur atas panggilan hidup
Aku belajar dari para petani
Sebab aku dilahirkan dan dibesarkan dari rahim petani
Sebab hidup adalah tetang perjuangan bukan mengadu sambil berpangku tangan