Oleh : Yuliana Kurniawati,S.Pd PNS Pemda MABAR/ Mahasiswi Pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang
Penasatu.com-Manggarai Barat.NTT– Pesta demokrasi (Pilkada) adalah momentum pembelajaran politik yang sangan luar biasa dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Karena itu penulis selalu ambil bagian dalam diskusi-diskusi di jagat maya terkait topik ini. Satu hal yang sangat mencuri perhatian adalah proses Pilkada Kabupaten Manggarai Barat. Dari pantauan penulis kurang lebih sepanjang dua tahun terakhir, topic yang santer dibahas adalah PKPU dan Undang-undang Pilkada.
Topik ini merupakan topik paling ramai diperbincangkan dikanal jagat maya. Hiruk pikuk kajian hukum ditabur bumbu kajian sosial, kajian budaya maupun kajian religius berseliweran dan menempatkan kata narapidana dan perbuatan tercela sebagai kata yang paling popular dan digadang-gadang sebagai batu sandungan yang akan menumbangkan salah satu petarung yang turut berlaga dalam ajang Pilkada Mabar.
Tapi penetapan calon Pilkada Mabar 2020 berjalan dengan sangat tenang dan hampir tanpa gangguan sedikitpun. Rapat pleno KPUD Manggarai Barat yang dikemas dalam bentuk rapat tertutup berhasil menetapkan keputusan bahwa Pilkada Kabupaten Manggarai Barat 2020 diikuti oleh empat pasang calon.
Tidak ada yang terjungkal atau berhasil dieliminasi, keempat pasang calon melenggang mulus dalam perhelatan Pilkada Mabar 2020. Keempat pasang calon tersebut antara lain, nomor urut 1 pasalon Ferdinandus Pantas dan Andi Riski Nurcahya, pasalon nomor urut 2 adalah Maria Geong dan Silvester Syukur, pasalon nomor urut 3 adalah Editansius Endi dan Weng serta pasalon nomor urut 4 adalah Adrianus Garu dan Anggalinus Gapul.
Keputusan yang ditetapkan oleh KPUD Mabar ini benar-benar diiluar dugaan penulis karena sudah berpikir bahwa penetapan bakal calon Pilkada Mabar 2020 akan diwarnai minimal sedikit insiden. Mengingat panasnya tensi pro dan kontra tafsiran PKPU dan Undang-undang Pilkada terutama poin narapidana dan perbuatan tercela ini.
Menjadi refleksi yang cukup menarik bagi penulis adalah poin perbedaan tafsiran hukum dari banyak praktisi hukum terhadap PKPU dan Undang-undang Pilkada ini. Sebagian berbicara murni atas nama penegakan hukum dan khusus untuk golongan ini penulis memberi apresiasi setinggi-tingginya. Karena kontrol publik dalam proses seleksi pimpinan daerah adalah bentuk kecintaan publik terhadap daerah ini.
Disamping kelompok murni penegakan hukum ini, ada kelompok yang melakukan manuver politik terhadap topic ini atas nama dukungan politik kepada paket tertentu, walau dikemas dengan cara elegan tapi irama politiknya tetap terbaca sebagai bagian dari strategi pukulan politik terhadap rival dari paket yang didukungnya. Dan menurut hemat penulis, strategi pukulan politik dengan topik PKPU dan Undang-undang Pilkada ini tidak lebih dari onani strategi pukulan politik premature.
Betapa tidak bahwa topik ini dibicarakan berulang kali dalam waktu bertahun-tahun dan menjadi topik yang paling digemari tapi tidak berbanding lurus dengan efeknya terhadap keputusan saat penetapan calon. Topik narapidana dan perbuatan tercela mencapai klimaks diperdebatkan persis di menit terakhir sebelum penetapan oleh KPUD Kabupaten Manggarai Barat.
Bila perbedaan tafsiran hukum dijadikan peluang strategis untuk menjegal rival, harusnya gol akhir minimal bisa mempengaruh keputusan, tidak menguap begitu saja tanpa efek sedikitpun. Ekspektasi penulis tentang sengitnya kompetisi politik mencari pemimpin di Daerah Super Premium ini ternyata sangat jauh dari kualitas adegan kompetisi yang dipertontonkan oleh para aktor politik yang terlibat dalam kancah perhelatan Pilkada Mabar ini. Begitulah adegan pro-kontra PKPU dan Undang-undang Pilkada ternyata hanya mainan yang sangat membara di jagat maya tapi tak punya efek dalam dunia politik nyata. Pendaftaran dan penetapan calon Pilkada Mabar 2020 tercatat sebagai periode paling adem dalam sejarah Pilkada Mabar.
Ya begitulah politik tentang seni memainkan peluang. Penulis mengucapkan selamat berkompetisi bagi paket Pantas-Riski, Paket MISI, Paket Edi Weng dan Paket AG_AG, selamat melakoni seni memainkan peluang untuk merebut hati pemilih di Kabupaten Manggarai Barat. Penulis menginginkan suguhan politik yang elok dan dibanjiri dengan pertarungan ide dan gagasan, bagaimana cara dari setiap paket membangun daerah ini bila terpilih nanti.*