Teks foto: Sekretaris Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Taufik Qul Rahman.
Penasatu.com, Balikpapan – Persoalan air bersih sampai hari ini masih menjadi keluhan masyarakat kota Balikpapan.
Debit air di Waduk Manggar, yang selama ini menjadi sumber utama air baku, terus mengalami penurunan. Mengingat sumber air baku tersebut berasal dari tadah air hujan.
Kondisi ini mendorong Perumda Tirta Manuntung atau PDAM Balikpapan untuk mencari solusi jangka panjang melalui proyek pipanisasi lintas daerah.
Langkah strategis PDAM ini mendapat dukungan penuh dari Sekretaris Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Taufik Qul Rahman.
Diwawancarai awak media, Senin (21/7/2025) kemarin. Taufik biasa disapa menegaskan bahwa proyek pipanisasi merupakan jawaban konkret terhadap ancaman krisis air bersih yang selalu menghantui warga saat musim kemarau tiba.
“Pada prinsipnya, Komisi II mendukung penuh program PDAM dalam mencari sumber alternatif air baku. Proyek pipanisasi ini bukan sekadar opsi, tapi kebutuhan mendesak,” tegas Taufik
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menjelaskan, selama ini ketergantungan terhadap ari baku dari Waduk Manggar terlalu tinggi. Sementara pasokan air sangat bergantung pada curah hujan, yang tentunya fluktuatif.
“Kalau kita terus bergantung pada curah hujan, maka setiap kemarau Balikpapan akan terus mengalami masalah. Harus ada sumber cadangan dari luar daerah yang bisa disalurkan melalui jaringan pipanisasi,” ungkapnya.
Meski diakui bahwa proyek ini memerlukan anggaran besar, Taufik mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan untuk berani mengambil langkah prioritas demi menjamin hak dasar masyarakat atas air bersih.
“Daripada mengalokasikan anggaran ke proyek-proyek yang tidak mendesak, lebih baik fokus ke sektor esensial seperti air bersih. Ini menyangkut kesehatan dan kesejahteraan warga,” ujarnya tegas.
Taufik juga membuka opsi kerja sama dengan pihak ketiga, termasuk pemerintah daerah tetangga atau mitra swasta, agar pembangunan pipanisasi bisa dipercepat dan efisien.
“Pemkot jangan ragu untuk menggandeng pihak ketiga. Kalau bisa dipercepat dengan kerja sama, kenapa tidak? Ini soal pelayanan dasar yang tidak bisa ditunda,” katanya.
Ia meyakini, jika proyek ini terealisasi, maka distribusi air bersih ke rumah-rumah warga bisa meningkat signifikan, bahkan mencakup hingga 80 persen kebutuhan air bersih masyarakat Balikpapan.
“Dampaknya akan sangat besar, bukan hanya soal ketersediaan air, tapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan,” pungkasnya. (*)