Teks foto: Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, H Ryan Indra Saputra menyoroti tingginya kasus penularan penyakit tuberkulosis (TBC) di Kota Balikpapan.
Penasatu.com, Balikpapan – Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, H Ryan Indra Saputra menyoroti tingginya kasus penularan penyakit tuberkulosis (TBC) di Kota Balikpapan yang kini tercatat mencapai 3.000 kasus.
Ironisnya, penyakit menular ini bahkan sudah ditemukan menyerang anak usia 1 tahun, berdasarkan keterangan Kepala DKK Balikpapan, Alwiati.
“Ini kondisi yang memprihatinkan. Apalagi sudah ada anak balita yang terkena TBC. Jangan sampai penyebarannya makin meluas,” ujar H Ryan saat diwawancarai awak media usai mengikuti Rapat Paripurna di Lantai 8, Gedung Parkir Klandasan, Selasa (26/8/2025).
Menurut H Ryan, DPRD akan segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan untuk memastikan langkah penanganan yang lebih serius.
Salah satu opsi yang perlu dipertimbangkan, kata dia, adalah pelaksanaan vaksinasi TBC dan penyuluhan kesehatan di tingkat Posyandu.
“Kami akan mendorong agar dilakukan penyuluhan di setiap Posyandu. Bahkan kalau memungkinkan, dilakukan vaksinasi TBC. Makanya hal ini akan segera kami koordinasikan dengan dinas terkait, supaya penularan tidak semakin luas terutama pada anak-anak,” jelasnya.
H Ryan menambahkan, dalam waktu dekat Komisi IV DPRD akan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama DKK Balikpapan. Agenda tersebut akan difokuskan untuk mencari solusi konkret dalam menekan angka kasus TBC di Kota Minyak.
“Komisi IV yang memang bermitra dengan DKK akan segera memanggil mereka untuk RDP. Kita ingin tahu sejauh mana penanganan yang sudah dilakukan, termasuk soal pengadaan vaksinasi. Saya juga akan berkoordinasi dengan Ketua Komisi IV agar RDP bisa segera dilaksanakan,” ungkapnya.
Ia menegaskan, seharusnya DKK lebih gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya TBC. Apalagi DPRD sudah memberikan dukungan anggaran untuk program penanganan penyakit menular, termasuk TBC dan kanker serviks.
“Anggaran sudah kami dorong, tinggal bagaimana program itu bisa benar-benar dirasakan masyarakat. Sosialisasi harus digencarkan agar warga paham cara pencegahan sejak dini,” pungkasnya.(*)