Penasatu.com, Balikpapan – Di tengah hiruk pikuk proyek besar yang membangun masa depan energi Kalimantan, ada cerita lain yang tak kalah penting, sebuah kisah tentang sentuhan kemanusiaan yang menerangi harapan. Kisah ini dimulai pada Minggu pagi yang cerah, bertepatan dengan Hari Anak Nasional 2025.
Rumah Singgah Kanker Anak Balikpapan, yang biasanya diwarnai keheningan dan kecemasan, tiba-tiba berubah. Tangis dan rasa sakit, yang seringkali menjadi teman akrab para penghuninya, perlahan digantikan oleh tawa riang dan sorak-sorai. Siapa pelakunya? Mereka adalah para Srikandi PLN UIP KLT, para perempuan hebat dari PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur, yang datang membawa kehangatan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bernama “Srikandi Sahabat Anak”.
Para Srikandi ini tidak datang dengan tangan kosong. Berkolaborasi dengan Rumah Zakat, mereka membawa segudang kebaikan: perlengkapan sekolah yang baru, buku-buku bacaan yang menarik, santunan uang, permainan edukatif, hingga paket gizi yang dibutuhkan. Namun, yang paling berharga dari semua itu adalah kehadiran mereka. Dengan senyum tulus dan pelukan hangat, mereka mengajak anak-anak pejuang kanker untuk bermain, menggambar, dan bernyanyi bersama. Momen-momen sederhana ini, nyatanya, berhasil mengukir senyum lebar di wajah-wajah kecil yang sudah lama tak seakrab itu dengan keceriaan.
“Bagi kami, kegiatan ini merupakan perwujudan nyata komitmen terhadap keberlanjutan, tidak hanya dari sisi infrastruktur, tetapi juga sosial,” tutur Yulina, Ketua Srikandi PLN UIP KLT, suaranya penuh haru. “Kami percaya bahwa energi yang kami bangun tak hanya untuk menyalakan lampu, tetapi juga untuk menyalakan harapan, terutama bagi mereka yang sedang berjuang.”
Dari tempat terpisah, Raja Muda Siregar, General Manager PLN UIP KLT, menggemakan keyakinan yang sama. Ia menegaskan bahwa program ini adalah bukti dukungan PLN terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam bidang kesehatan, pendidikan, pengurangan ketimpangan, dan kemitraan. “Melalui kegiatan ini, PLN UIP KLT menegaskan pentingnya membangun ketangguhan, baik dalam aspek teknis melalui penerapan Business Continuity Management System (BCMS) berbasis ISO 22301:2019, maupun dalam aspek sosial, yakni memastikan tidak ada kelompok yang tertinggal dalam pembangunan,” jelasnya, menghubungkan kekuatan teknis dengan kepekaan sosial.
Kehadiran para Srikandi PLN disambut dengan mata berkaca-kaca oleh Bu Astri, salah satu pengurus rumah singgah. “Terkadang yang dibutuhkan anak-anak ini bukan hanya obat, tapi juga kehadiran yang tulus. Dan hari ini mereka mendapatkannya,” ucapnya, menyiratkan betapa berharganya perhatian dan kasih sayang.
Program “Srikandi Sahabat Anak” ini bukan sekadar agenda tahunan yang lewat begitu saja. Ia adalah pengingat yang kuat: pembangunan yang sejati adalah pembangunan yang memanusiakan. Di setiap tawa, setiap pelukan, dan setiap senyum anak yang kembali merekah, tersembunyi sebuah doa dan energi tak terbatas. Energi inilah yang terus menggerakkan bangsa ini menuju masa depan yang lebih terang dan penuh harapan, seperti cahaya listrik yang tak pernah padam.(*)