Penasatu.com, Balikpapan – Pasar Inpres Kebun Sayur di Balikpapan Barat tahun depan akan direvitalisasi. Proyek yang diperkirakan menelan anggaran miliaran itu mendapat dukungan penuh dari DPRD Balikpapan, dengan harapan pasar legendaris ini bisa lebih tertata, modern, sekaligus menjadi ikon wisata belanja kota.
Dihubungi media ini, Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, menyebut revitalisasi pasar tidak sekadar memperindah bangunan, tapi juga harus mengutamakan kenyamanan pedagang dan masyarakat yang berbelanja.
Karena itu, pedagang akan dilibatkan dalam setiap tahap perencanaan, termasuk pembahasan lokasi relokasi sementara.
“Pasar ini harus lebih rapi, elegan, dan representatif. Tapi kami juga tidak ingin pedagang merasa dirugikan. Karena itu mereka akan dilibatkan penuh dalam proses perencanaan,” ujarnya, Rabu (10/9/2025).
Politisi Golkar yang karib disapa Adi menambahkan, pembahasan teknis seperti penentuan lokasi relokasi sementara hingga tahap pembangunan akan dibicarakan bersama para pedagang.
“Ada opsi pembangunan dari bagian belakang dulu atau dipindahkan ke tempat penampungan sementara. Semua masih dibahas,” katanya.
Senada, Kepala Dinas Perdagangan Balikpapan, Haemusri Umar, menegaskan aspirasi pedagang menjadi bagian penting dalam penyusunan Detail Engineering Design (DED). Mulai dari kebutuhan parkir, penataan area PKL, hingga fasilitas pendukung akan diakomodasi.
“Sudah ada kesepakatan dengan BKD, bahwa suara pedagang wajib masuk dalam DED. Dengan begitu hasilnya benar-benar menjawab kebutuhan mereka,” ungkap Haemusri.
Revitalisasi dengan anggaran Rp45 miliar ini dijadwalkan berjalan pada 2026, menata ulang kawasan seluas 1,5 hektare yang kini dihuni 451 pedagang.
Pemerintah ingin menjadikan Pasar Inpres sebagai etalase budaya Kalimantan Timur, lengkap dengan kerajinan manik-manik Dayak, kain tenun, batu akik, hingga kuliner khas Balikpapan.
Namun, persoalan lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS) masih jadi tantangan. Perbedaan pendapat antar pedagang membuat pemerintah harus melakukan pendekatan intensif. “Yang penting TPS mudah diakses pedagang dan pembeli. Mudah-mudahan segera ada titik temu,” imbuh Haemusri.
DPRD sendiri berharap revitalisasi pasar tidak berhenti di Pasar Inpres saja, melainkan juga menyasar pasar-pasar tradisional di tingkat kelurahan dan kecamatan yang kondisinya memprihatinkan.
“Pasar adalah pusat ekonomi rakyat. Kalau tertata baik, masyarakat akan nyaman berbelanja dan pedagang pun sejahtera,” pungkasnya. (*/adv)