Teks: Kepala DKK Balikpapan, drg. Alwiati
Penasatu.com, Balikpapan – Penyebaran Tuberkulosis (TBC) di Kota Balikpapan masih menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan.
Berdasarkan yang ada DKK Balikpapan mencatat, sepanjang Januari hingga April 2025, sebanyak 6.212 warga telah menjalani skrining TBC.
Hasilnya, 833 orang dinyatakan positif, dan 21 di antaranya meninggal dunia akibat penyakit menular ini.
Kepala DKK Balikpapan, drg. Alwiati, Selasa (3/6/2025) menjelaskan bahwa TBC memiliki tingkat penularan yang tinggi dan bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia.
“Dari anak-anak hingga lansia berisiko tertular. Karena itu, penting menjaga pola hidup sehat,” jelasnya.
Ia menambahkan, untuk menekan angka penyebaran penyakit TBC, DKK Balikpapan menggelar program skrining TBC secara gratis di puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan Balikpapan.
“Program ini difokuskan kepada kelompok warga yang berisiko tinggi dan dilakukan secara gratis di puskesmas yang ada di seluruh kota Balikpapan,” bebernya.
Alwiati menekankan pentingnya deteksi dini. Jika warga mengalami gejala batuk berkepanjangan, demam, pilek, hingga sesak napas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke puskesmas.
“Pemeriksaan gratis, ada program dari Kementerian Kesehatan,” tegasnya .
Tren TBC di Balikpapan memang belum menunjukkan penurunan signifikan. Pada 2023, dari 17.213 warga yang diskrining, 3.120 dinyatakan positif dan 70 orang meninggal.
Sementata di tahun 2024, jumlah terduga meningkat tipis menjadi 17.261 orang, dengan 2.783 kasus positif dan 80 kematian.
“Keluarga yang merawat pasien juga rentan tertular. Karena itu, kami juga periksa anggota keluarga pasien,” ujar Alwiati.
Meski begitu, kabar baiknya, TBC bisa disembuhkan. Syaratnya, pengobatan harus dilakukan secara teratur sesuai anjuran dokter.
“Penyakit TBC ini bisa disembuhkan, caranya jangan putus minum obat yang telah diberikan tenaga medis. Kami pastikan pasien dan keluarganya mendapat pendampingan agar pengobatan berhasil,” pungkasnya. (*)