Penasatu.com, Balikpapan – Gangguan distribusi air bersih dari PDAM Balikpapan kembali dikeluhkan warga, khususnya di kawasan Jalan Kakatua, RT 35 Perum BDS 2, kelurahan Sungainangka . Alasan klasik kerusakan pipa distribusi di jalur Agung Tunggal yang berulang kali terjadi, semakin menimbulkan pertanyaan publik mengenai kualitas pengerjaan dan pengawasan perbaikan yang dilakukan.
Pasalnya, menurut salah satu warga ini, kebocoran kerap muncul di titik yang sama. Kondisi ini menimbulkan dugaan apakah proses perbaikan tidak diawasi secara ketat, atau bahkan perlu adanya pengawas eksternal untuk memastikan hasil pekerjaan benar-benar tuntas agar kebocoran tidak terus terulang.
Lanjutnya, selain persoalan kebocoran pipa, warga juga menyoroti kapasitas reservoar yang berada di kawasan perumahan BDS2 dinilai sudah tidak maksimal. Akibatnya, distribusi air ke rumah-rumah warga sering tidak merata. “Di jalan Kakatua, air PDAM jarang sekali mengalir. Kalau pun dapat, harus menunggu hingga jam 3 pagi. Rasanya seperti hidup di zaman penjajahan Belanda saja,” ucap warga ini, Jumat (26/9/2025)
Keluhan ini menunjukkan bahwa problematika air bersih di Balikpapan masih menjadi pekerjaan rumah besar. Warga berharap PDAM di bawah kendali PTMB tidak hanya memberikan alasan teknis semata, tetapi benar-benar melakukan evaluasi menyeluruh, agar hak masyarakat atas air bersih dapat terpenuhi dengan layak dan berkeadilan.
Saat dikonfirmasi media ini, management PTMB melalui Adel, selaku Humas mengatakan bahwa, tidak benar apabila pekerjaan yang dilakukan pihak external tidak diawasi oleh PTMB.
” Itu tidak benar, karena PTMB selalu mendampingi pihak external sebagai bentuk pengawasan dalam mengerjakan perbaikan, namun karena faktor usia pipa sehingga kebocoran kerap terjadi di tempat yang sama atau bocor di titik baru kemungkinannya sangat besar, apabila digunakan tekanan maksimal” ucapnya.
Lanjutnya, Pengulangan kebocoran Agung Tunggal dikarenakan usia pipa yang sudah tua, apabila tekanan dinaikkan menjadi normal, yaitu dikisaran 6 Bar atau lebih pasti bisa menyebabkan kebocoran di banyak titik. “Sementara untuk rencana pergantian pipa baru akan dilaksanakan di bulan Oktober, sekali lagi kami mohon maaf,” imbuhnya.
Masih kata Adel menambahkan, Itulah kenapa kapasitas tekanan air ke pelanggan, khususnya ke BDS2 kurang maksimal, karena untuk BDS ini kita mengambil dari IPA kampung Damai, dimana pipa diameter 400 tidak bisa diberi tekanan normal. “Pasalnya jelas dia, faktor usia pipa yang cukup tua menjadi buah simalakama. Sehingga apabila diberi tekanan normal ada kemungkinannya akan selalu terjadi kebocoran baik di tempat yang sama maupun titik lainnya. Jadi itulah penyebab kenapa saat ini terjadi distribusi kurang maksimal,” tutupnya.(eds)