Teks: Dari kiri ke kanan Ustad Imam Abdullah, B.Sc., M.A., Miftahul Arifin, Joko Prayitno, dan Ketua STAI Al Bahjah Muhamad Saechu, Lc., M.E..heic.heif
Penasatu.com, Cirebon, 28 Mei 2025 — Di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Bahjah hadir dengan pendekatan pendidikan transformatif yang menyinergikan kurikulum akademis modern dengan tradisi pesantren. Bernaung di bawah Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah yang dipimpin oleh ulama kharismatik Buya Yahya, STAI Al-Bahjah kini tengah mempersiapkan diri menuju transformasi kelembagaan menjadi universitas.
“Ke depannya, insya Allah kita ingin berkembang ke arah universitas dengan minimal empat fakultas,” ujar Ustad Imam Abdullah, B.Sc., M.A., Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan & Alumni, saat ditemui di kompleks kampus Al-Bahjah.
Kurikulum Ganda dan Pendidikan Holistik
Berbeda dari kebanyakan perguruan tinggi, STAI Al-Bahjah mengadopsi sistem dualisme kurikulum: menggabungkan standar Kementerian Pendidikan dengan kurikulum syariah khas pesantren. Mahasiswa tidak hanya mengenyam pendidikan akademik, tetapi juga mempelajari fikih, akidah, dan ilmu dakwah, sebagai bagian dari upaya membentuk intelektual yang juga ulama.
Saat ini, STAI Al-Bahjah memiliki tiga program studi utama:
Ekonomi Syariah
Manajemen Pendidikan Islam
Tadris Matematika
Ke depan, pengembangan program studi baru seperti Manajemen Haji dan Umroh, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Multimedia, Ilmu Kesehatan, dan bahkan program Politeknik, tengah dirancang sebagai bagian dari ekspansi strategis kampus.
“Pembangunan kampus masa depan sedang kami persiapkan, mulai dari pencarian lahan hingga desain program studi baru,” tambah Ustad Imam.
Cetak Ulama di Era Digital
Dengan moto “Mencetak Sarjana yang Ulama,” STAI Al-Bahjah berupaya membentuk kader da’i yang siap menghadapi tantangan zaman. Proses kaderisasi dilakukan secara bertahap melalui daurah intensif, pelatihan penyusunan materi dakwah, hingga praktik langsung seperti khutbah, mengajar, dan menerjemahkan kunjungan dari Timur Tengah.
“Setelah lulus, mahasiswa masih bisa ikut kaderisasi lanjutan di subdivisi dakwah untuk pelatihan public speaking dan manajemen kegiatan dakwah,” ujar Ustad Imam.
Yang menarik, Buya Yahya dan istrinya aktif terlibat dalam proses pengajaran, terutama di bidang ushul fiqih.
Beasiswa dari Dunia Usaha: Sinergi dengan TMMS
STAI Al-Bahjah juga mendapat dukungan dari dunia usaha, salah satunya melalui kerja sama dengan PT Tambang Meranti Mulia Sejahtera (TMMS) dan Rimba Foundation, yang telah memberikan beasiswa penuh kepada 20 mahasiswa (10 putra dan 10 putri). Beasiswa mencakup seluruh biaya pendidikan dan kepondokan hingga lulus.
“Ketika sudah mendapatkan beasiswa ini, mahasiswa tidak perlu memikirkan infak. Fokus mereka hanya belajar, berkhidmat, dan mengembangkan potensi diri,” jelas Ustad Imam.
Kisah Penerima Beasiswa: Harapan dari Pelosok Negeri
Miftahul Arifin, salah satu penerima beasiswa, telah menghafal 30 juz Al-Qur’an dan mengisahkan perjuangannya tanpa ayah sejak usia empat tahun. Ibunya yang mengelola warung kelontong menjadi motivasi utama.
“Yang penting ingin membahagiakan ibu,” ujar pemuda asal Kuningan, Jawa Barat.
Begitu pula Joko Prayitno dari Ngawi, Jawa Timur, yang menemukan informasi tentang STAI Al-Bahjah secara tak sengaja lewat pencarian internet kakaknya.
“Kami dari jauh, dan beasiswa ini sangat membantu. Orang tua menyemangati agar tidak mengecewakan mereka,” ujarnya.
Komitmen Keberlanjutan dari TMMS
CEO TMMS, Herryan Syahputra, menyatakan bahwa dukungan terhadap pendidikan adalah bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan.
“TMMS tumbuh bersama masyarakat dan stakeholder menuju masa depan yang berkelanjutan,” jelasnya.
Herryan menambahkan bahwa TMMS juga berinovasi melalui digitalisasi dan teknologi ramah lingkungan, serta aktif dalam program sosial seperti sekolah sepak bola, beasiswa, dan dukungan untuk pesantren.
“Kami siap bersaing secara profesional di industri tambang modern, namun tetap berpegang pada prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial,” tegasnya.
Dengan kolaborasi erat antara institusi pendidikan dan sektor korporasi, STAI Al-Bahjah dan TMMS membuktikan bahwa mencetak generasi berilmu dan berakhlak mulia adalah cita-cita bersama yang dapat diwujudkan. Sinergi ini menjadi model ideal bagi pembangunan pendidikan yang berakar kuat pada nilai dan tetap adaptif terhadap zaman. ***