Anglus Angkat, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai.
penasatu.com.Manggarai-NTT. Terkait adanya sebuah video perjalanan wisata ke Wae Rebo, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menggunakan helikopter beredar luas di media sosial, untuk ini Dinas Pariwisata Manggarai mulai angkat bicara
Pasalnya, dalam video berdurasi 42 detik tersebut 5 (lima) orang anggota keluarga yang berpakayan serba putih. Mereka mengunjungi obyek wisata kampung adat Wae Rebo Menggunakan Helikopter. Dalam video, nampak helikopter terparkir di Helipad yang dibangun Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo-Flores bersama masyarakat.
Kunjungan wisata ke Wae Rebo menggunakan helicopter oleh satu kelurga ini ramai diperbincangkan di media sosial. Hingga patut diduga, kehebohan ini terjadi karena hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pemierintah ataupun pihak-pihak yang memiliki otoritas terhadap tempat wisata kampung adat Wae Rebo soal perizinan menggunakan Helikopter ke Wae Rebo untuk tujuan kunjungan wisata.
Menanggapi hal itu Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai, Anglus Angkat kepada Media melalui telfon genggam pribadinya mngatakan, bahwa pihaknya belum mengetahui terkait adanya kunjungan helikopter tersebut
“Siapa yah tamunya? Mereka juga tidak ada konfirmasi dengan kita (Dinas Pariwisata).
Yang pertama, mereka tidak ada konfirmasi dengan kita perihal kunjungannya itu. Apalagi dengan Helikopter.
Prinsip dasarnya, pembangunan Helipad kita di sana itu untuk menangani hal-hal yang bersifat emergensi. Yah misalnya ada bencana alam, wabah penyakit, kelaparan, kita support dengan heli untuk memasuk logistik.
Kemudian yang ke tiga, kalau itu misalnya kunjungan pejabat negara, saya rasa kita seharusnya diberitahu dan itu diijinkan.
Kunjungan wisatawan tanggal 28 Desember 2020 itu tanpa ijin. Tidak ada ijin. Tetapi pada prinsipnya, pariwisata Wae Rebo itu terbuka untuk umum. Terlepas dari situasi covid di Manggarai, yang terpenting kita tetap mematuhi prokesnya. Siapa pun yang berkunjung ke sana harus mematuhi protokol kesehatan.”Kata Anglus.
Menurutnya,terkait perbolehan adanya kunjungan wisatawan itu, akan kita telusuri lebih dalam lagi
“Begini, kita lihat klasifikasi tamunya dulu. Kalau misalnya itu tamu negara, menteri, hanya sekedar dia mau lihat, lalu pulang, saya rasa tidak apa-apa. Pada prinsipnya yang terpenting diberitahu.”ujarnya.
Kemudian untuk wisatawan biasa,
boleh berkunjung tetapi tidak boleh menggunakan helikopter,” tegasnya.
Ia menjelaskan, kewewenangan yang memberi ijin kunjungan wisata ke wae rebo menggunakan helikopter bahwa kemarin itu (September 2020, red) dari Dinas Perhubungan di Labuan Bajo bersama BPBD Manggarai Barat. Sedangkan Dinas Pariwisata Manggarai hanya ikut menyaksikan penerbangan pertama di Wae Rebo untuk emergensi dan mitigasi bencana.
Sedangkan untuk kunjungan wisata, itu saya rasa di dinas perhubungan mungkin, di Labuan Bajo.Tetapi sebetulnya, kalau itu wisatawan biasa, ngapain mereka pakai helikopter. Tetapi saya tidak tau ijinnya ke siapa.
“Mereka tidak ijin. Semestinya diberitahu,” tegasnya.
Sementara langkah dan sanksi yang akan diambil oleh dinas pariwisata soal ini kata dia,
“Saya belum baca regulasinya. Ketika saya tahu prosedur misalnya soal helikopter itu bisa masuk seenaknya ke tempat pariwista, itu nanti kita liat yah. Tetapi kita kesal terhadap wisatawan yang pakai helikopter itu tanpa memberitahukan kepada kita.
“Padahalkan tidak diijinkan,” tutup Anglus.
Laporan : Yhono Hande