Foto: Ketua Komisi III DPRD kota Balikpapan, Alwi Al Qadrie saat RDP bersama PT Angkasa Pura I cabang Balikpapan selalu pengelola Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan.
Balikpapan, Penasatu.com – Megahnya Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan yang berada di kawasan kelurahan Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan ternyata berbanding terbalik dengan keadaan sosial masyarakat yang berada disekitarnya.
Sementara dari beberapa informasi diperoleh SAMS Sepinggan Balikpapan dibawah PT Angkasa Pura I (Persero) merupakan salah satu Bandara yang banyak mendapatkan prestasi dalam pengelolaan management dan juga merupakan salah satu Bandara teramai di Indonesia.
Namun kenyataannya, Bandara ini hanya memberikan kebisingan dari hiruk pikuk lalulintas udara dan lahan yang tak terawat.
Pasalnya terungkap bahwa CSR (Corporate Social Responsibility) dari perusahaan BUMN yang cukup besar ini rak pernah dirasakan masyarakat sekitar.
Hal ini dikatakan, Ketua Komisi III DPRD kota Balikpapan, Alwi Al Qadrie menyebut PT Angkasa Pura I (Persero) Balikpapan tak pernah memberikan dana CSR Kepada Warga Sekitar.
Padahal seperti diketahui, CSR adalah sebuah kebijakan dan praktik yang dilakukan perusahaan untuk memberikan dampak positif kepada lingkungan di sekitarnya.
Melalui CSR, diharapkan perusahaan mampu memberikan manfaat kepada lingkungan dan masyarakat sekitar, dalam skala lokal, nasional, atau internasional yang mana telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) pasal 1 ayat 3.
Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa Corporate Social Responsibility adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas masyarakat dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan, komunitas setempat, maupun masyarakat secara umum.
Namun hal tersebut tidak dirasakan oleh warga masyarakat sekitar bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS), Balikpapan Selatan.
Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Alwi Al Qadri. Secara tegas ia mengatakan masyarakat sekitar bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) tidak pernah mendapatkan dana CSR dari PT Angkasa Pura I (Persero) Kota Balikpapan.
“Tidak ada..tolong di catat..tidak pernah ada CSR yang diberikan kepada masyarakat dan masyarakat banyak mengeluh,” ucap Alwi.
Ini diucapkannya saat diwawancarai awak media usai melaksanakan RDP bersama PT Angkasa Pura I Balikpapan di ruang rapat gabungan DPRD Kota Balikpapan, Rabu (3/4/2024).
Alwi menuturkan, dalam RDP telah disampaikan salah satu anggota Komisi III, Mieke Henny imbas yang dirasakan warga, salah satunya keberadaan Gorong-Gorong yang dibuat kecil.
Sehingga ketika hujan turun warga mengalami banjir. Tak hanya itu, kebaradaan lahan milik PT Angkasa Pura 1 (Persero) yang ditumbuhi semak-semak yang sudah sangat tinggi sangat mengganggu, dikarenakan sering terdapat binatang yang bersarang disana.
“Itu yang dikeluhkan masyarakat, termasuk salah satunya tidak pernah adanya bantuan CSR..sama sekali tidak ada,” timpal Awli.
“Dari awal tidak ada CSR yang diberikan, padahal efek yang diberikan dari keberadaan bandara sangat dirasakan warga, salah satunya bising yang selalu dirasakan,” tegasnya.
“Silahkan teman-teman media tanyakan ke pihak Angkasa Pura, kemana CSR-nya selama ini disalurkan,” sambung Alwi.
Sementara itu, Airport Service Improvement Manager, PT Angkasa Pura I Balikpapan, Agus menampik tidak pernah adanya CSR yang diberikan kepada warga.
“Ada..ada..kami akan konfirmasi kebagian yang mengurusi CSR, tapi bukan tidak ada, sudah disalurkan kemana hanya bagian CSR yang mengetahui,” ungkap Agus sembari pergi meninggalkan awak media.(*)