Balikpapan, penasatu.com – Sempat berlangsung sedikit alot dan diwarnai pembakaran ban, aksi ratusan supir angkot se-Balikpapan yang melalukan unjuk rasa memprotes kehadiran Bus Balikpapan City Trans (Bacitra) di depan kantor Wali Kota Balikpapan, Rabu (17/7/2024), akhirnya membubarkan diri setelah bertemu pihak Pemerintah Kota (Pemkot).
Ya, sebagai pihak Pemkot yang menemui para demonstran, Asisten Tata Pemerintahan Kota Balikpapan, Zulkifli menjelaskan bahwa kehadiran bus Balikpapan City Trans yang kini beroperasi adalah merupakan uji coba dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Mereka (supir angkot, red) ingin mengetahui berapa kebutuhan transportasi di Balikpapan dan sebagainya,” jelasnya seusai menemui peserta aksi unjuk rasa.
Pun begitu, Zul sapaan karibnya juga menyampaikan bahwa Bacitra akan berhenti beroperasi sementara hingga 1 Agustus mendatang.
“Kemudian bus itu akan kembali beroperasi namun hanya sampai tanggal 20 Agustus, untuk mendukung sarana transportasi dengan adanya agenda upacara HUT RI di IKN,” akunya.
“Setelahnya, akan kembali dilakukan evaluasi secara menyeluruh,” sambungnya.
Senada, Kepala Dinas Perhubungan Kota Balikpapan, Adward Skenda Putra menambahkan pada evaluasi tersebut turut melibatkan pihak perwakilan trayek, Serikat Pekerja Transpor Indonesia (SPTI) dan Forum Pengusaha Angkot.
“Kami akan mengajak diskusi para perwakilan trayek, Serikat Pekerja Transpor Indonesia (SPTI), dan Forum Pengusaha Angkot,” ungkap Edo sapaan karibnya.
Selama bus Bacitra itu berhenti beroperasi, lanjutnya, Edo juga meminta angkot yang beroperasi adalah yang memiliki izin trayek dan laik. Jikalau terdapat angkot yang menyalahi aturan, maka dirazia.
“Jadi kalo tidak laik akan dirazia dan ditertibkan,” tegas Edo.
Lebih jauh Edo menjelaskan, bahwa saat ini angkot yang memiliki izin trayek di Kota Balikpapan hanya sekitar 214 lebih dari 411 angkot. Dan para supir yang belum memperpanjang izin trayek, akan diawasi dan dilakukan penertiban.
“Karena kami utamakan kenyamanan masyarakat yang menggunakan transportasi tersebut,” ujarnya.
Selain itu, Edo menegaskan agar sopir angkot itu juga laik mengendarai angkot mengingat banyak protes dari penumpang. Pihaknya juga mendapatkan saran agar sopir angkot ini diberikan tanda kartu pengenal serta seragam angkot.
“Kami sering dapat laporan mereka (supir angkot, red) mengendarai sambil merokok, sehingga itu menjadi catatan bagi kami. Dan terkait kartu pengenal dan seragam, ini kami upayakan di tahun depan,” tutupnya.(*)