Produksi Minyak Pertamina Naik 10% pada 2023, Berkontribusi Besar pada Lifting Nasional

0
86

Foto, istimewa.

Jakarta, penasatu.com— PT Pertamina (Persero) mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 10 persen pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi minyak Pertamina naik dari 514.000 barel per hari (BOPD) pada tahun 2022 menjadi 566.000 BOPD pada tahun 2023.

Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro, menyatakan bahwa peningkatan produksi ini didukung oleh produksi domestik sebesar 415 ribu BOPD dan produksi internasional sebesar 151 ribu BOPD. Meskipun produksi minyak domestik sedikit menurun dari 417 ribu BOPD menjadi 415 ribu BOPD, blok-blok di mana Pertamina berperan sebagai operator mengalami kenaikan dari 337 ribu BOPD menjadi 339 ribu BOPD. Pertamina berhasil mengelola penurunan produksi minyak (decline rate) dari 19% menjadi 2% melalui program kerja yang produktif.

“Produksi gas domestik juga mengalami peningkatan 3% dari 2.241 MMSCFD pada tahun 2022 menjadi 2.388 MMSCFD pada tahun 2023,” ujar Wiko dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI pada Kamis, 6 Juni 2024.

Selama tahun 2023, Pertamina melakukan pemboran sumur secara masif sebanyak 799 sumur, meningkat 16 persen dibandingkan tahun 2022. Pertamina juga melaksanakan kerja ulang sebanyak 835 pekerjaan, meningkat 31 persen dibandingkan tahun sebelumnya, serta perawatan sumur sebanyak 32.589 pekerjaan, meningkat 11 persen.

“Pertamina saat ini berkontribusi sebesar 69 persen dari lifting nasional untuk minyak dan 34 persen dari lifting nasional untuk gas,” ungkap Wiko.

Wiko menambahkan bahwa kegiatan hulu migas Pertamina memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara, baik secara nasional maupun daerah. Hulu migas Pertamina berkontribusi sebesar USD 3 miliar dari pajak dan USD 4,2 miliar dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa Pertamina mengalokasikan investasi besar di sektor hulu migas untuk menjaga tingkat penurunan produksi (decline rate) dan meningkatkan produksi migas. “Capex Pertamina sekitar 60 persen difokuskan di hulu migas untuk mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional,” ujar Fadjar.

Sebagai perusahaan pemimpin dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan mendorong program-program yang berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya ini sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.(***)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here