Keluarga Efendi saat di rumahnya yang sangat memprihatinkan.
Penasatu.com, Sergai.Sumut – Program pengentasan warga miskin di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dinilai belum maksimal. Sehingga dianggap peran penting Pemerintah Desa harus ditingkatkan.
Seperti yang dialami, Efendi (45) bersama istrinya Nurainun (44) dan lima orang anaknya. Keluarga ini sangat merindukan bantuan Pemerintah pusat khususnya perhatian, melalui Pemkab Serdang Bedagai kepada Pemerintah Desa bagi masyarakat.
Pasangan suami istri yang merupakan warga Kampung Dungun, Dusun I Desa Tebing Tinggi Kecamatan Tanjung Beringin ini dianggap “luput” dari perhatian Pemerintah Desa (Pemdes) setempat.
Sejak dari awal berumah tangga hingga mempunyai lima orang anak. Keluarga ini mengaku tak pernah menerima bantuan apapun, bahkan pengakuannya bantuan Corona (Covid-19) baik dari Pusat, Provinsi apalagi Pemkab Serdang Bedagai seperti bantuan BLT Desa serta BST Kemensos tak pernah dirasakan keluarga ini.
Efendi kepada wartawan, Senin (5/10/2020) mengaku, bantuan dampak wabah virus Corona (covid-19) tak pernah kami terima, apalagi program PKH dan BPJS Pemerintah.
“Beberapa bulan yang lalu ada pemerintah Desa datang, yang datang itu oknum Kadus meninjau dan berjanji akan membantu atap maupun tepas dinding untuk perbaikan rumah namun sampai saat ini tak ada datang lagi,” ujarnya sedih.
Dengan kondisi rumah yang atapnya tembus menatap langit Nuraini istri Efendi berharap bisa mendapatkan program bantuan Bedah rumah dan Program Keluarga Harapan (PKH).
“Perhatikanlah kami pak, masyarakat kecil yang terdampak virus corona dan lihatlah rumah kami bila hujan turun terpaksa harus mengungsi kerumah tetangga,” sebutnya.
Pantauan wartawan dilokasi, tampak kondisi dinding tepas rumah Efendi seorang nelayan tradisional ini sudah mulai rapuh sedangkan atap rumah yang terbuat dari “Daun Rumbia” sudah mulai hancur dan tembus menatap langit. Ironisnya, bila hujan turun di malam hari dapat dipastikan kelima anak mereka kedinginan dan basah akibat tetesan air hujan.
“Pemerintah Desa Dinilai Pemberi Harapan Palsu”(PHP).
Sementara di lokasi yang sama, Dusun I Desa Tebing tinggi Kecamatan Tanjung Beringin terlihat juga ada gubuk reot atau rumah berukuran 3×4 meter milik Julham (28) yang berlantai tanah berdinding tepas dan atap rumbia juga luput dari perhatian Pemkab Sergai khususnya Pemerintah Desa setempat.
Sebagai nelayan tradisional yang pulang hari, ia mengaku, penghasilannya hanya pas buat makan sehari.
Itu bila laut dalam kondisi tenang, bila laut tidak ramah maka kami bisa tidak makan, karena tidak bisa melaut dan tidak ada penghasilan, rintihnya.
Karena, “Laut ini kan pasang surut, bila laut sedang pasang dan tenang barulah para nelayan tradisional bisa pergi mencari nafkah dan kalau kondisi laut lagi berombak besar nelayan berdiam di rumah,” ungkapnya lirih.
Dengan kondisi rumahnya Julham hanya terlihat pasrah, namun dirinya bersama istri tercintanya Nurhayati (25) berharap adanya bantuan program bedah rumah dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan maupun Pemerintah Desa.
Selain itu dirinya juga mengatakan, selama wabah covid-19 tidak ada menerima bantuan jenis apapun baik itu BLT, BST dan sembako apa lagi bantuan nelayan maupun Program Keluarga Harapan (PKH).
“Kemarin, ada oknum Pemerintah Desa yang datang mendata katanya nanti dapat bantuan bedah rumah tapi hingga sekarang ini tak kunjung datang, semoga apa yang di katakan oknum itu benar,” ucapnya penuh harap.
Sampai berita ini di naikkan, Kepala Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tanjung Beringin tidak bisa di hubungi untuk dikonfirmasi.*
Wartawan : Ariadi.
Editor : penasatu.com