Perihal Reservoir Tak Fungsi dan Sering Matinya Distribusi Air PDAM, Ini Penjelasan Plt Dirut Perumda Tirta Manuntung Balikpapan

0
569

Foto, Plt.Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Manuntung Balikpapan, Agus Budi Prasetyo.

Balikpapan, Penasatu.com – Keluhan yang disampaikan warga masyarakat kota Balikpapan karena sering macetnya distribusi air bersih dari PDAM Balikpapan dalam hal ini Perumda Tirta Mamuntung Balikpapan sebagai operator penyedia air bersih di kota Beriman (sebutan kota Balikpapan) selalu menjadi sorotan.

Pasalnya, kebocoran dari pipa transmisi yang selalu dijadikan alasan apabila distribusi air bersih dari PDAM ke masyarakat menjadi terganggu atau tidak mengalir.

Selain masalah pipa transmisi tersebut, warga masyarakat juga banyak yang mempertanyakan kenapa Reservoir yang sudah dibangun oleh PDAM dengan biaya cukup besar namun tidak difungsikan.

Bayangkan dari 19 reservoir yang ada di Balikpapan, cuma 5 yang berfungsi. Sementara untuk yang 14 lainnya yang tidak berfungsi akan menjadi PR buat PDAM, apakah nanti ada yang di hapuskan atau di ubah fungsinya.

Seperti yang diungkapkan Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Manuntung Balikpapan, Agus Budi Prasetyo saat dikonfirmasi permasalahan ini.

Dirinya menjelaskan, kondisi pipa transmisi sudah banyak yang keropos sehingga sering terjadi kebocoran atau pecah. Kendala itu sering kali menjadi yang mengakibatkan pendistribusian kepada masyarakat tidak optimal. 

“Pipa transmisi untuk mendistribusi air baku dari Waduk Manggar ke IPA (Instalasi Pengolahan Air) yang berlokasi di kilometer 8, kilometer 12 maupun yang di Kampung Damai sering mengalami kebocoran karena pipa yang sudah keropos,” bebernya

Ditambah lagi dengan kondisi lahan di Balikpapan yang labil, sehingga sering kali terjadi pergerakan tanah dan menyebabkan pipa transmisi yang sudah digunakan sejak puluhan tahun itu sering mengalami pergeseran hingga terjadi kebocoran bahkan pipa transmisi itu pecah. 

“Pipa transmisi sudah berumur puluhan tahun, rata-rata digunakan sejak tahun 1980 an, seharusnya pipa itu sudah dilakukan penggantian, setidaknya sudah dari 5 atau 10 tahun yang lalu. jika pipa transmisi di IPA kilometer 8, 12 dan Damai itu tidak segera diperbaiki, maka air yang akan di produksi juga tidak akan optimal”, kata Budi saat ditemui diruang kerjanya, Rabu, (4/1/2023).

Sementara terkait dengan reservoir, menurut Budi, pihaknya berencana melakukan rekayasa ulang. Karena reservoir yang ada di Balikpapan hanya untuk menampung sisa distribusi yang sudah digunakan oleh konsumen.

Berbeda dengan PDAM di daerah lain, air yang keluar dari IPA lebih dulu masuk ke reservoir, kemudian di distribusikan kepada masyarakat. 

“Saat ini Litbang kami sedang melakukan pengkajian untuk mencoba memperbaiki kondisi itu. Jadi, reservoir itu tidak bisa berfungsi karena pada saat air dari IPA bergerak, itu sudah langsung di manfaatkan oleh konsumen. Sedangkan di konsumen sendiri tidak optimal, apalagi mau masuk ke reservoir,” jelas Budi.

Untuk memperbaiki kondisi itu, lanjut Budi, pipa transmisi harus segera di perbaiki lebih dulu, terutama yang di IPA kilometer 8.

“IPA di kilometer 8 akan kita optimalkan, sampai bisa maksimal produksi dan bisa normal, kalau itu normal nanti pembagiannya akan kita atur, dan kita akan rekayasa. Termasuk kita juga akan memperbaiki jaringan-jaringan untuk bisa memprioritaskan reservoir. Sehingga untuk kawasan-kawasan tertentu yang bagian atas, airnya bisa kita bagikan,” tuturnya.

Budi menyebut, untuk mengoptimalisasi pendistribusian air kepada masyarakat, pihaknya di tahun 2023 ini akan memulai perbaikan pipa transmisi sekaligus akan melakukan pemetaan kondisi jaringan di semua wilayah Balikpapan oleh tim Litbang. 

“Saya juga minta kepada teman-teman untuk melakukan pendataan reservoir terkait dengan permasalahannya yang nanti kedepannya akan kita fungsikan semaksimal mungkin. Intinya reservoir ini sudah menjadi perhatian kita kedepan, karena ini sudah menjadi masalah bertahun tahun yang harus dibenahi. Terutama dari hulunya dulu yaitu pabriknya yang harus dibenahi baru hilirnya”, katanya. 

Budi kembali menyampaikan, bahwa pihaknya juga akan mengevaluasi reservoir yang tidak berfungsi. Apakah reservoir itu masih dibutuhkan untuk pendistribusian, atau masyarakat sudah terlayani langsung dari IPA PDAM. Jika masyarakat sudah terlayani langsung, maka keberadaan reservoir akan di ubah fungsinya. 

“Kalau memang reservoir itu penting posisinya, maka akan segera kita fungsikan, sepanjang hulunya sudah kita perbaiki. Keberadaan reservoir itu nanti kita akan evaluasi, jika saat ini masyarakat sudah terlayani langsung dari IPA PDAM, maka reservoir itu akan kita ubah fungsinya,” tutupnya. (Fauzi/eds)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here