Oleh : Plasidus Asis Deornay, SHOleh : Plasidus Asis Deornay, SH.
Manggarai Barat, penasatu.com- Di era sekarang ini, Banyak pemimpin yang terpilih diawal terkesan serius membuat gebrakan baru. Istilah “bersih-bersih” kerap dipakai sebagai cara yg ampuh. Dampaknya banyak anak buah yang merasa takut nasipnya dirumahkan. Silahkan saja, Semoga apa yang dibuat benar-benar datang dari kemauan dan komitmen, Bukan sekedar pencitraan apalagi semacam kamuflase.
Beberapa kepala daerah di Indonesia pun melakukan hal yang sama. Diawal terkesan suci. Tiba-tiba ada berita yang bersangkutan ditangkap Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Contohnya Gubernur Nurdin Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dulu getol berantas korupsi hingga diberikan banyak penghargaan kepada dirinya. Sekarang anda lihat, dirinya juga ditangkap KPK. Bingung kan? Pemimpin kita terdahulupun GD endingnya juga kurang elok. Selesai masanya status TSK menggiring dirinya pada pusaran kasus. Maaf saya harus sebut agar kita bisa belajar dari kasus demi kasus.
“Pemimpin Baru Manggarai Barat”.
Hari ini gebrakan yang dilakukan Bupati Kabupaten Manggarai (Mabar) Edistasius Endi,SE, dapat dinilai sebagai sebuah warna baru. Ada kesan Manggarai Barat semacam ingin bangkit dengan cara dan pola kerja baru. Saatnya harus bersih-bersih,Saatnya harus tertib,Saatnya tidak boleh malas dab Saatnya untuk berbenah.
“Jujur saya meresponnya dengan baik, Karena Pemimpin idealnya harus begitu, dan Harus responsif terhadap semua persoalan yg terjadi didaerahnya.
Mumpung baru seumur jagung, Belum terlambat. Publik tentu tidak hanya memberi jempol hebat, tetapi kita harus juga terus-terusan mengingatkan dan memberikan saran. Keterlibatan masyarakat itu penting untuk kebaikan pemimpin itu sendiri. Apalagi untuk kemajuan daerah ini, ketergantungan kepada seorang pemimpin sangat beralasan.
“Pemimpin menentukan Citra daerah ini”. Salus Populi Suprema Lex Esto” (Keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi).*