Oleh: SAHARUDIN
(Kader HMI Gowa raya – Makassar)
Penasatu.com.Manggara-NTT. Kondisi pemuda ataupun mahasiswa hari ini dipaksakan harus bungkam, sementara pilkada dipaksakan harus dilanjutkan karena ada banyak bisnis ataupun proyek besar yang menunggu diujung sana.
Demi melanggengkan sirklus kekuasaan pemerintah rela mengorbankan kemanusiaan dengan dalil tetap mematuhi protokol kesehatan, Lantas apakah ketika hari ini pilkada dilanjutkan masyrakat bisa merayakan Demokrasi ataukah ini adalah jalan menuju dil” politik yang telah disepakati oleh setiap kandidat.
Hei Indonesiaku, corona virus (covid-19) tidak sebercanda itu. Entah berapa jiwa lagi yang akan tumbang di negeriku, sudah cukup kami terlontang lantung ditengah jalan demi mencari sesuai nasib, entah dari sisi manakah pemerintah mengabdi terhadap masyarakatnya.
Apakah pengabdianya pemerintah dengan memberi bantuan sosial tunai (BST), bantuan langsung tunai (BLT), sembako dan sebagianya. Saya menduga dari beberapa varian bantuan ada upaya negara melegitimasi kekuasaan disetiap lini.
Mereka rela merayakan demokrasi ketimbang kemanusiaan, angka positif corona semakin meningkat, angka kematian disetiap kabupaten kota semakin mendominasi, hampir-hampir rumah sakit tidak mampu lagi dan bahkan sudah banyak dokter yang terenggut nyawanya demi penyalamatan kemanusian.
Negara hari ini justru berbanding terbalik, mereka rela menjalankan sirklus kekuasaan ketimbang kemanusian.
Terima kasih dan selamat membaca..!!!
Penulis: YH/Tim PS.