Praya, penasatu.com – Masih banyak sekali sarana pendidikan, terutama Gedung sekolah yang perlu mendapat perhatian pemerintah di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ini diakui Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Tengah, HM. Nazili. kepada media ini, Dirinya mengatakan, masih banyak sekolah yang kondisi bangunannya mengalami kerusakan di Lombok Tengah. Adapun kategori kerusakan mulai dari rusak sedang hingga rusak berat.
“Kalau kita mau jujur itu banyak (jumlahnya) yang rusak. Di sini kan yang bagus itu sekolah yang di kota, sementara yang di wilayah agak jauh dari kota banyak yang rusak,” ujarnya.
Rata-rata sekolah yang mengalami kerusakan adalah jenjang Sekolah Dasar. Kondisinya banyak yang rawan roboh dan sebagian besar ruang kelas tidak layak digunakan. Salah satu contoh adalah Sekolah Satu Atap (Satap) di Desa Montong Ajan, Kecamatan Praya Barat Daya. Sekolah tersebut sudah bertahun-tahun rusak. Sebagian besar kelas tidak bisa digunakan sehingga siswa terpaksa belajar di luar ruangan, beber Nazili.
“Di kecamatan Jonggat juga kan itu ada sudah lama rusak, bahkan katanya mau roboh,” imbuhnya.
Menurut dia, pemerintah bukan tidak memperhatikan sekolah-sekolah yang rusak tersebut. Hanya saja, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sekolah untuk mendapatkan bantuan perbaikan dari pemerintah. Diantaranya adalah sekolah harus melengkapi semua data di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
“Jadi persyaratan teknis yang harus dipenuhi. Kita mengetahui ada beberapa yang roboh, bukan tidak diperhatikan, yang jadi masalah adalah persoalan teknis, karena pusat melihatnya dari Dapodik,” jelasnya.
Jadi sekolah walaupun rusak parah, akan sulit mendapatkan anggaran perbaikan dari pusat bila tidak ada di Dapodik. Untuk itu saat ini pihaknya sedang memfasilitasi semua sekolah yang kondisi fisiknya jauh dari standar untuk melengkapi data di Dapodik. Sehingga bisa diusulkan mendapat bantuan perbaikan sekolah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), terang Nazili.
Lanjut Nazili, pengusulan anggaran perbaikan sekolah nantinya akan dilakukan berdasarkan skala prioritas, yakni sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan berat.
Skala prioritas mana yang harus didahulukan termasuk yang kemarin ada yang roboh karena banjir.
Persoalannya adalah sekolah yang telah ditangani oleh DAK tidak bisa lagi mendapatkan bantuan serupa kalau kembali mengalami kerusakan. Karena kita di sini juga ndak bisa melakukan kebijakan-kebijakan. Dan itu ketat, karena dari pusat akan datang tim survey itu, tutup Nazili.*
Laporan: Dierman.