BPS: Angka Kemiskinan Kubar Berada di Peringkat Ke-8 di Kaltim

0
491

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kesejahtraan Rakyat Kutai Barat, Bayu Agung.P
Reporter/ Ichal Penasatu.

Sendawar, penasatu.com – Dari hasil servey Badan Pusat Statistik (BPS), Kesejahtraan rakyat Kabupaten Kutai Barat (Kubar) di masa pandemik untuk angka kemiskinan Tahun 2020 ada kenaikan dari angka kemiskinan sebelumnya yaitu Tahun 2019. Untuk di tahun 2020 angka kemiskinan Kutai Barat naik dari 0,2 persen menjadi 9,29 persen, yang tadinya di angka 9,09 persen.

Ini diungkapkan, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) kesejahtraan rakyat Kutai Barat, Bayu Agung P. Sebenarnya di dalam pandemik ini menurut beberapa prediksi para ilmuan atau pengamat tentang kemiskinan di Indonesia Ini untuk tingkat kemiskinannya naik kurang dari satu persen itu masih bagus (Wajar) saat dimasa pandemi ini. Untuk di beberapa Negara lain itu nilainya jauh diatas ramalan pengamat tersebut,” ujar Bayu kepada media ini saat ditemui diruang kerjanya, Jalan.Sendawar Raya Jalur II No.4 Komplek Perkantoran Pemkab Kubar, Jumat (22/1/21) kemarin.

Menurut Bayu Agung, hal ini bisa terjadi kenapa? karena dari awal begitu terjadi pandemik pemerintah sudan melakukan interpensi dengan pendekatan di masyarakat dengan menambah pendapatan, yakni melalui PKH, BSM, Prakerja dan bantuan sosial lainnya. Yang jumlahnya besar, sebulannya bisa menerima sampai Rp.2,5 juta hingga Rp.3 Juta Rupiah itu sebenarnya interpensi pemerintah dari sisi pendapatan.

Dari situ diharapkan daya beli masyarakat itu tidak akan turun, jika tidak diberikan bantuan tersebut maka mereka di dalam masa pandemi ini, dan jika kegiatan ekonomi dibatasi dengan tidak diperbolehkan berjualan, serta tidak boleh masuk kerja dan bahkan ada yang di PHK, ”Nah” kalau tidak ditambah adanya pendapatan dari pemerintah bisa saja mereka akan lebih miskin lagi dari sekarang, tuturnya.

Bayu Agung menambahkan lagi, kenaikannya jauh lebih dasyat dari pada kenaikan cuman 0,2 persen hingga sampai satu persen. Kalau menurut kami dan pengamat, kemiskinan dan sosial itu sebenar kenaikan yang wajar karena adanya pandemik, seandainya tidak ada pandemik angka kemiskinan itu bisa turun dari persentasi dari penduduk miskin.

Ada dua indikator kemiskinan yaitu, indek kedalaman kemiskinan dan indek keparanan kemiskinan.Indek kedalaman kemiskinan itu menggambarkan seberapa besar pendapatan antara penduduk miskin itu berpariasi atau tidak,kalau indek keparanan kemiskinan jauh tidak antara garis kemiskinan antara penduduk paling miskin.Kalau kita lihat di Kutai Barat indek kedalaman kemiskinannya ini turun dari 1,48 persen tahun 2019 menjadi 1,23 persen di tahun 2020.Begitu juga indek keparanan kemiskinan turun dari 0,41 menjadi 0,28 persen.”ungkapnya

Masih kata Bayu Agung, perlu untuk diketahui bersama Kabupaten Kutai Barat berada diperingkat ke-8 (Delapan) dari sepuluh Kabupaten Kota se-Kaltim, secara persentase jumlah penduduk miskin yakni 9,29 persen.

Dari angka terebut bisa ditarik satu kesimpulan bahwa memang pandemi ini sangat berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat, pungkasnya.

Inilah persentase data dari 10 Kabupaten Kota SE Kalimatan Timur,
1-Balikpapan 2,57 persen
2-Bontang 4,38 persen
3-Samarinda 4,76 persen
4-Berau 5,19 persen
5-Kutai Kartanegara 7,31 persen
6-Penajam Paser Utara 7,36 persen
7-Paser 9,23 persen
8-Kutai Barat 9,29 persen
9-Kutai Timur 9,55 persen
10-Mahakam Ulu 11,44 persen.*

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here