Nama : Diyah Ayu Murni
Prodi : Administrasi Negara
Universitas Terbuka
Penasatu.com, Grogot – Perkembangan teknologi yang semakin pesat, seperti media sosial, game online, game offline dan berbagai perkembangan teknologi yang lain menyebabkan anak – anak lebih sering memainkan gadget daripada membaca buku.
Meskipun memberikan dampak positif teknologi juga memberikan dampak negatif yang jika terus diabaikan akan menjadi bumerang untuk diri sendiri.
Salah satu dampak negatif dari perkembangan teknologi adalah menurunnya minat membaca buku dalam diri anak. Sekarang ini anak – anak lebih suka untuk membuka sosial media, game atau berbagai aplikasi yang sedang viral akhir – akhir ini.
Di Indonesia minat membaca termasuk dalam angka yang sangat kecil, yaitu hanya sekitar 0,01% dari berbagai negara di dunia sedangkan di Kabupaten Paser minat membaca anak berada di kisaran angka 1,71%.
Pada saat ini lebih banyak anak – anak yang senang keluar rumah untuk jalan – jalan atau nongkrong di angkringan daripada pergi ke perpustakaan daerah atau taman baca untuk membaca buku. Orang tua yang terlalu memanjakan anaknya membuat mereka menuruti apa saja kemauan anak, termasuk memberikan gadget terhadap anak yang masih dibawah umur. Padahal hal tersebut akan menjadikan anak malas untuk membaca buku dan lebih memilih untuk bermain game atau membuka sosial media di gadget mereka.
Kurangnya minat membaca tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan teknologi tetapi juga berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Adanya perkataan sebagai kutu buku jika terlalu rajin membaca menjadikan anak – anak malas untuk membaca buku. Padahal dengan membaca bisa menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Meskipun membaca tidak harus melalui buku, tetapi membaca menggunakan buku akan membuat kita lebih mudah mengingat apa yang dibaca.
Untuk meningkatkan kembali minat membaca dalam diri anak, perlu adanya peran dari orang tua maupun guru. Dalam hal ini adanya peran orang tua sangat utama untuk memantau dan membantu kegiatan belajar anak di rumah serta membatasi anak dalam penggunaan gadget dan untuk anak dibawah umur bisa dihindari dari penggunaan gadget agar anak tidak kecanduan gadget. Peran guru diperlukan untuk memberikan dorongan kepada anak agar lebih rajin membaca buku atau ke perpustakaan sekolah untuk mengisi waktu luangnya.
Pada dasarnya membaca akan memberikan banyak manfaat dalam diri sendiri, meskipun kita juga tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi yang ada. Karena sebagai manusia modern kita tetap harus mengikuti perkembangan teknologi untuk mengetahui kemajuan yang terjadi di dunia ini, tetapi dengan pemikiran yang kritis bahwa jangan sampai diri kita diperbudak oleh teknologi. Oleh karena itu, diperlukannya peran orang tua dan guru agar upaya peninngkatan membaca dalam diri anak bisa tercapai sehingga akan ada banyak anak yang lebih suka untuk membaca buku daripada bermain gadget.
Sebagai orang tua kita harus mampu untuk mengarahkan dan mengajak anak menjadi lebih baik dengan tidak memberikan gadget kepada anak yang masih dibawah umur, karena hal tersebut bisa memperlambat pertumbuhan otak anak. Orang tua bisa mengizinkan anak menggunakan gadget saat dirasa memang perlu, seperti saat ingin mengerjakan tugas sekolah.
Sebagai orang tua harus lebih waspada terhadap perkembangan teknologi agar anak bisa menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki pemikiran cemerlang, yaitu dengan membantu pemerintah untuk mewujudkan anak – anak Indonesia yang gemar membaca.*