KPU Balikpapan Imbau Paslon Lebih Bijak dalam Berkampanye di Sosial Media

0
62

Teks: Ketua KPU Kota Balikpapan , Prakoso Yudho Lelono

Balikpapan, Penasatu.com – Terkait kampanye menggunakan media sosial (medsos), Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Balikpapan, Prakoso Yudho Lelono mengimbau agar Pasangan Calon (Paslon) Pemilihan Kepala Daerah (2024) dan tim untuk lebih bijak saat membagikan informasi.

Disampaikannya, bahwa kampanye medsos adalah hal yang dibebaskan selama mengedepankan visi-misi dan program kerja masing-masing Paslon. Namun begitu, tidak diperbolehkan dijadikan alat sebagai menyebarkan isu-isu negatif seperti ujaran kebencian, berita hoax, isu sara dan kampanye hitam.

“Jadi harapannya kampanye medsos menawarkan ide dan gagasan yang kaitannya dengan visi-misi dan program-program yang ditawarkan kepada masyarakat dari masing-masing paslon dan timnya,” harap Yudho saat ditemui media di kantornya, Senin (7/10/2024).

Kendati demikian, kampanye-kampanye medsos tersebut juga tentunya diawasi oleh para pemangku kepentingan terkait lainnya seperti Bawaslu dan tim siber Polres yang turut memonitoring aksi-aksi itu.

Lantas, KPU Balikpapan pun mengimbau kepada Paslon dan tim kampanye beserta pendukungnya, untuk bersama-sama menjaga kondusifitas selama masa kampanye terutama dimasa tenang pada tanggal 24-26 November mendatang.

“Di tanggal-tanggal tersebut tidak ada lagi aktivitas masa kampanye atau kegiatan yang menawarkan masyarakat dengan visi-misi dan program-program kerja masing-masing, sesuai dikentuan Peraturan KPU (PKPU) nomor 13 tahun 2024,” tegasnya.

Dengan begitu, ia berharap masing-masing paslon dan tim lebih bijak saat mengupload informasi tentang kampanye. Agar utamanya lebih memprioritaskan gagasan-gagasan atau ide-ide guna menjadikan Balikpapan menjadi Kota maju dan lebih berkembang lagi ke depannya.

Menurutnya, kampanye terselubung negatif akan menjadi penilaian tersendiri dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 520.986 warga. Apalagi jumlah DPT tersebut termasuk 25 persen kelompok Gen Z dan 35 persen golongan milenial, yang memiliki Karakteristik dalam menilai dari postingan-postingan medsos.

“Kalau milenial itu akan selalu melihat konten-kontennya, apakah postif atau tidak. Sedangkan Gen Z lebih mendetail dari melihat konten dan style terhadap paslon itu sendiri,” katanya.

“Nah, inikan dalam rangka memperbutkan pengaruh, jadi kalau salah memberikan informasi/isu itu bisa berdampak pada simpati calon pemilih itu sendiri,” tutupnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here