Guru Bermain Sosmed saat Jam Belajar Jadi Sorotan Komisi IV DPRD Balikpapan

0
33
Gasali,Ketua Komisi IV: Guru adalah pemimpin di sekolah. Sebaiknya waktu di kelas digunakan untuk membimbing siswa, bukan untuk keperluan pribadi seperti Tik Tok

Balikpapan, Penasatu.com – Maraknya sorotan terhadap tenaga pengajar yang asyik bermain Sosial media (Sosmed) saat jam belajar mengajar mendapat perhatian dari Ketua Komisi IV DPRD Kota Balikpapan, Gasali.

Ia mengimbau para guru untuk lebih fokus pada tugas utama mereka dalam memberikan pendidikan yang berkualitas bagi siswa.

Gasali menegaskan bahwa pemerintah telah mengeluarkan kebijakan agar guru lebih berkonsentrasi dalam mengajar di jam pelajaran.

Namun, ia juga berharap kesadaran dari para tenaga pendidik untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya demi kepentingan pendidikan.

“Bapak/Ibu guru adalah pemimpin di sekolah. Sebaiknya waktu di kelas digunakan untuk membimbing siswa, bukan untuk keperluan pribadi seperti bermain Sosial media,” ujar Gasali saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Gasali juga mendorong adanya komitmen bersama di kalangan tenaga pengajar di Kota Balikpapan untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

Ia menilai bahwa langkah ini bukan hanya penting bagi para guru, tetapi juga sebagai contoh bagi wali murid dalam mendidik anak-anak mereka.

“Kita tahu bahwa larangan sudah ada, tapi tetap saja ada yang melanggar. Misalnya, tren bermain TikTok di jam belajar yang sedang ramai dibicarakan. Kami berharap, di waktu-waktu tertentu yang seharusnya digunakan untuk mengajar, guru bisa menahan diri untuk tidak bermain Sosmed, kecuali jika memang digunakan untuk tujuan edukatif,” jelasnya.

Gasali mengingatkan bahwa jika kebiasaan bermain Sosmed di jam belajar terus berlanjut, maka dampaknya bisa berujung pada penurunan kualitas pendidikan di Balikpapan.

Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan persepsi negatif di masyarakat dan memunculkan anggapan bahwa penggunaan sosial media oleh guru menjadi faktor penyebabnya.

“Kami mendorong agar para tenaga pendidik lebih bijak dalam memanfaatkan media sosial. Jika ingin meningkatkan kualitas pendidikan, maka fokus utama harus tetap pada pengajaran, bukan pada tren-tren yang kurang relevan dengan dunia pendidikan,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa hobi bermain sosial media, seperti TikTok, sebaiknya tidak dilakukan saat jam belajar.

“Kalau berbicara soal dampak negatif, maka itu berarti ada kemunduran yang bisa terjadi karena penggunaan media sosial yang tidak tepat. Kalau memang hobi, sebaiknya dilakukan di luar jam kerja agar tidak mengganggu proses belajar-mengajar,” pungkasnya.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here