Penasatu.com, Balikpapan — Anggota DPRD Kota Balikpapan, Andi Arif Agung, menegaskan pentingnya revitalisasi pasar tradisional sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi berkelanjutan di kota minyak ini.
Hal itu ia sampaikan saat membacakan Rancangan Awal (Ranwal) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Balikpapan 2025-2029, yang digelar di Gedung Parkir Klandasan, Senin (21/4/2025).
Menurut politisi Golkar yang akrab disapa A3 ini, pembangunan ekonomi tidak cukup hanya mengandalkan proyek-proyek besar.
Ia menilai, geliat ekonomi justru tumbuh dari aktivitas masyarakat di tingkat bawah, salah satunya di pasar-pasar tradisional yang menjadi denyut nadi perdagangan lokal.
“Pasar tradisional ini bukan sekadar tempat transaksi jual beli, melainkan pusat penggerak ekonomi masyarakat, khususnya bagi pelaku usaha kecil dan menengah,” ujar Arif.
Ia menekankan bahwa revitalisasi pasar seharusnya tidak hanya fokus pada pembangunan fisik. Penataan yang lebih terintegrasi dan kebijakan yang berpihak pada pedagang kecil, menurutnya, menjadi kunci agar pasar tradisional tetap bertahan di tengah gempuran modernisasi.
Tak hanya itu, A3 juga mendorong pemerintah untuk aktif mendampingi para pedagang. Mulai dari pelatihan keterampilan, kemudahan akses pembiayaan, hingga mendorong pemanfaatan digitalisasi sebagai adaptasi terhadap perkembangan zaman.
Selain menyoroti pasar, Arif Agung juga mengangkat isu soal sektor-sektor ekonomi yang menurutnya selama ini kurang mendapat perhatian, atau yang ia sebut sebagai “balik belakang”. Sektor tersebut meliputi usaha mikro dan ekonomi informal yang berjalan tanpa regulasi dan pendampingan yang memadai.
“Kita tidak boleh menutup mata. Potensi ekonomi di sektor informal sangat besar jika pemerintah mau serius memberi ruang dan pembinaan,” tegasnya.
Ia pun mengajak semua pihak membuka akses seluas-luasnya bagi pelaku usaha kecil agar potensi yang selama ini terpendam bisa ikut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi daerah.(*)
