Penasatu.com, Balikpapan – Suasana tegang sempat mewarnai Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara DPRD Kota Balikpapan dan manajemen PT Pertamina Patra Niaga, Selasa (20/5/2025).
Rapat yang digelar di ruang gabungan DPRD ini awalnya bertujuan mencari kejelasan terkait kelangkaan BBM non-subsidi jenis Pertamax dan Pertamax Turbo di sejumlah SPBU.
Namun, alih-alih mendapat jawaban tuntas, rapat justru memanas dan sempat terhenti akibat aksi walk out dari pihak perwakilan PT Pertamina Patra Niaga.
Kejadian ini memicu kemarahan sejumlah anggota dewan, yang kemudian mendesak agar Executive General Manager (GM) Regional Kalimantan, Alexander, hadir langsung dalam forum tersebut.
“Saya hanya ingin meluruskan, jangan sampai beredar di masyarakat kalau anggota dewan mengintimidasi perwakilan Pertamina. Dan disini juga tidak ada kontak fisik,” ucap Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri saat memimpin langsung RDP.
“Adu argumen itu hal yang biasa, tapi kita kepingin GM yang hadir disini dapat mencairkan suasana,” sambung Alwi.
Alwi menambahkan, ada beberapa poin yang ingin disampaikan. Dimana meminta PT Pertamina Patra Niaga meminta maaf kepada warga kota Balikpapan atas keresahan dan kelangkaan BBM yang terjadi beberapa hari terakhir.
Selanjutnya kata Alwi, dirinya meminta agar PT Pertamina Patra Niaga memastikan tidak ada lagi keresahan yang dirasakan masyarakat karena sulitnya mendapatkan BBM non-subsidi di Balikpapan. Dan meminta agar tidak ada lagi terjadinya kelangkaan Gas Elpiji 3 Kilogram di Balikpapan.
Alwi juga menegaskan, dari poin-poin yang diminta DPRD Balikpapan apabila tidak sanggup dilaksanakan oleh PT Pertamina Patra Niaga. Politisi Golkar ini meminta dengan tegas agar jajaran PT Pertamina Patra Niaga di Balikpapan agar di evaluasi, dan kalau memang tidak sanggup lebih baik mengundurkan diri saja.
“Dari ketiga poin yang saya sampaikan, kalau memang tidak sanggup sebaiknya mengundurkan diri saja,” tegas Alwi. (*/adv)
