Penasatu.com, Balikpapan – Tim Sepak Bola U-13 Balikpapan yang berhasil menjuarai Piala Soeratin tingkat Provinsi Kalimantan Timur pada 18 November 2024 kini menghadapi tantangan besar. Meski telah memastikan tiket ke Piala Soeratin Nasional di Sleman, Yogyakarta, pada 12-26 Februari 2025, keberangkatan mereka terancam batal akibat keterbatasan dana.
Situasi ini memang sangat disayangkan, mengingat keberhasilan tim U-13 Balikpapan di Piala Soeratin tingkat provinsi seharusnya menjadi momentum positif bagi perkembangan sepak bola usia muda di daerah. Tanpa dukungan finansial yang memadai, talenta-talenta muda ini bisa kehilangan kesempatan berharga untuk bersaing di tingkat nasional.
Manajer tim, Kastur Effendy, mengungkapkan bahwa hingga H-10 sebelum keberangkatan, proposal bantuan dana yang diajukan ke berbagai pihak belum membuahkan hasil. Tim membutuhkan anggaran sebesar Rp225 juta untuk biaya seragam, akomodasi, dan transportasi. Karena belum ada sponsor, manajemen terpaksa membebankan biaya perjalanan kepada masing-masing orang tua pemain.
“Setiap orang tua harus menyiapkan sekitar Rp3,5 juta. Jika masih kurang, saya akan menggunakan dana pribadi untuk menutupinya. Saya tidak ingin memberatkan mereka,” ujar Kastur.
Ia berharap adanya dukungan dari Pemerintah Kota Balikpapan dan DPRD, mengingat keikutsertaan tim di Piala Soeratin merupakan kebanggaan bagi kota serta menjadi momentum bagi pembinaan atlet muda daerah.
Manajemen tim juga telah mengajukan permohonan bantuan kepada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Balikpapan. Mereka dijadwalkan bertemu dengan pihak dinas pada Selasa (4/2), meski belum ada kepastian terkait bantuan finansial.
Selain kendala dana, tim juga kesulitan mendapatkan lapangan latihan. Saat ini, mereka harus menyewa lapangan di Telkom untuk berlatih. Kastur berharap pihak pengelola Lapangan Poni dapat memberikan izin penggunaan fasilitas secara gratis selama seminggu sebelum keberangkatan.
“Persiapan harus maksimal. Kami butuh tempat latihan yang layak, sementara lapangan sulit diakses tanpa biaya. Semoga ada pihak yang terketuk hatinya untuk membantu,” tambahnya.
Dengan waktu yang semakin mendesak, Kastur dan tim masih berharap ada dukungan dari sponsor, pemerintah, maupun pihak lain yang peduli terhadap perkembangan sepak bola usia dini di Balikpapan.(*)