Bangun Platforms Dolphin Baru, PT Pertamina EP Tarakan Field Hemat Anggaran Rp130 Miliar dan Waktu Lebih Cepat

0
410

BALIKPAPAN – PT Pertamina EP (PEP) Tarakan Fied yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Regional 3 Kalimantan Zona 10 dan berada di bawah Pertamina Hulu Indonesia melakukan seremoni proses melayarkan (sail away) new berthing platform Dolphin (platforms Dolphin) di Shorebase Intipratama Kariangau, Balikpapan Utara, Selasa (14/12/21) Pagi.

Platforms Dolphin merupakan fasilitas tambat yang oil barge di Perairan Pulau Bunyu yang digunakan untuk unloading crude Sembakung Tarakan Field. Ketiga Platforms Dolphin ini akan dilayarkan menuju tempat instalasi di perairan Pulau Bunyu. Proyek ini merupakan salah satu upaya Subholding Upstream Regional 3 Kalimantan Zona 10 dibawah naungan Pertamina Hulu Indonesia (PHI) dalam menjamin produksi untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Hal ini merupakan salah satu tonggak pencapaian penting dalam menjaga angka produksi sebesar 2.000 BOPD di wilayah tersebut, serta mendukung tercapainya operational excellence.

Chalid Said Salim, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) mengatakan, proyek ini merupakan wujud dari semangat kolaborasi antar entitas yang berada di naungan Zona 10 Regional 3 Kalimantan dalam bentuk berbagi pengalaman dan keahlian pekerja.

Transformasi Subholding Upstream pada 1 April 2021, PEP Tarakan dan PEP Bunyu Field berada di bawah kendali dan pengawasan Zona 10 di mana terdapat PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) East Kalimantan yang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan eksplorasi lepas pantai lebih dari 50 tahun.

“Saya berharap agar prestasi yang baik ini dapat kita pertahankan terus dengan tetap menjunjung tinggi komitmen Perusahaan untuk menjalankan operasi minyak dan gas bumi yang selamat, efisien, handal, dan patuh terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku,” ujar Chalid, saat jumpa awak media di Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) Pasir Ridge, Balikpapan, Selasa (14/12) siang.

Sementara, General Manager Zona 10, Raam Krisna menyampaikan, Berbagai strategi telah dievaluasi dengan kriteria utama aspek keselamatan dalam operasi. Adapun dari aspek biaya, evaluasi berbagai strategi telah dilakukan secara menyeluruh dengan prinsip total life cycle atau total ownership cost, yang mempertimbangkan besaran investasi dan biaya operasional selama jangka waktu keseluruhan.

Secara keseluruhan, proyek ini berhasil menghemat biaya hingga Rp130 milliar. Proyek ini telah tertunda sejak 2016, dengan rencana awal peluncuran tahun 2023, yang mana 18 bulan lebih cepat, oleh karena itu realisasi proyek ini secara total telah dipercepat hingga 36 bulan. Fasilitas tambat yang berada di perairan Pulau Bunyu diperbarui untuk mencegah dan mengurangi risiko kecelakaan; mencegah potensi tumpahan minyak karena memompa antara 15.000-16.000 BBL setiap 2 minggu; dan untuk terus menjamin keselamatan bagi para pekerja. Dengan strategi operasi sandar dan tambat Sembakung di Perairan Bunyu, maka dibangun fasilitas tambat yang baru di samping fasilitas tambat yang sudah ada, bebernya.

Senada dengan Krisna, Senior Manager Production & Project, Suhardono menjelaskan bahwa strategi kontrak yang dipilih adalah dengan memanfaatkan kontrak-kontrak yang telah tersedia di PHKT untuk pekerjaan offshore construction, agar segera membangun platforms Dolphin tersebut.

Usulan entitas PEP untuk memanfaatkan (farm-in) kontrak PHKT resmi disampaikan pada awal Juni 2021 kepada Divisi Pengelolaan Rantai Suplai SKK Migas. Kerjasama dan kordinasi yang intensif dengan SKK Migas Perwakilan Kalimantan Sulawesi juga merupakan salah satu faktor penting, sehingga proyek ini dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Proyek ini merupakan yang pertama kali menerapkan dan memanfaatkan (farm-in) kontrak WK PSC Cost Recovery ke WK PSC Gross Split, yang secara resmi diformalkan SKK Migas melalui revisi ke-4 Pedoman Pengadaan PTK-007.

PEP Tarakan Field berkomitmen untuk mempertahankan tingkat produksi yang selama ini sudah dicapai, melalui implementasi, investasi, dan dengan melakukan pemeliharaan yang baik secara berkala, guna terus memenuhi kebutuhan kebutuhan energi nasional.

Hadir dalam acara tersebut selain Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Chalid Said Salim; General Manager Zona 10, Raam Krisna; Senior Manager Production and Project, Suhardono; juga Manager Operation and Surface Facilities, Aldo P. A. Pardede; Field Manager Tarakan, Isrianto Kurniawan, dan perwakilan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Pulau Bunyu, Bayu Maruto dan Ades Budi Haryanto.(*/eds)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here